BPBD sempat kesulitan akses untuk menangani dampak banjir lahar dingin Semeru yang memutus 3 jembatan penghubung. Sebabnya, selain jembatan putus, longsor juga terjadi pada Jumat pagi.
"Kami kesulitan akses ke lokasi. Teman-teman BPBD masih ada di bawah semua," ujar Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jatim Satriyo Nurseno dihubungi Jumat (7/7/2023) sore pukul 17.15 WIB.
Dia menyebutkan bahwa proses evakuasi Jalur Piket Nol dan KM 59 sebelum Geladak Perak yang sempat longsor pada pagi hari hingga menewaskan 3 orang masih dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pasti ke sana. Tetap akan dilakukan penanganan, karena masih ada akses jalan. Ya lewat akses kecil jalan-jalan tikus begitu," katanya.
Ada 3 jembatan yang putus imbas banjir lahar dingin Semeru di 2 kecamatan Lumajang. Salah satunya jembatan penghubung Lumajang-Malang di Besukcukit, Sidomulyo, Pronojiwo.
"Ada 3 jembatan yang putus. Jembatan Batas Malang-Lumajang, jembatan Kali Mujur dan Jembatan Gantung Kaliregoyo, Sumberwuluh, Candipuro," ujarnya kepada detikJatim.
Khusus di Sidomulyo, banjir lahar dingin yang memutuskan jembatan juga meluber ke jalan. Hal ini sempat membuat warga kalang kabut menyelamatkan diri.
"Itu di lokasi dekat jembatan penghubung Malang- Lumajang yang putus itu. Masih di sekitaran Pronojiwo, mungkin masih masuk di Sidomulyo," kata Satriyo.
Dia sebutkan bahwa banjir lahar dingin itu terjadi imbas hujan lereng Gunung Semeru. Peningkatan debit terjadi di daerah aliran sungai (DAS) lahar Semeru.
Banjir lahar dingin Semeru itu menerjang sejumlah lokasi di Lumajang. Baik di Desa Tumpeng, Kecamatan Candipuro, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, juga Desa Sidomuylo, Pronojiwo.
"Tim TRC PB BPBD Kabupaten Lumajang sudah melakukan asesmen di lokasi kejadian. Proses pembersihan material longsor di lokasi kejadian longsor, tepatnya di Piket Nol juga dilakukan. Kami di BPBD Jatim pun menerjunkan dukungan personel satu regu ke lokasi," ujarnya.
(dpe/iwd)