Banyak Siswa Baru ke Madrasah, Ratusan Sekolah di Blitar Kekurangan Murid

Banyak Siswa Baru ke Madrasah, Ratusan Sekolah di Blitar Kekurangan Murid

Erliana Riady - detikJatim
Jumat, 07 Jul 2023 16:17 WIB
Dinas Pendidikan Blitar
Dinas Pendidikan Blitar (Foto: Erliana Riady)
Blitar -

Ratusan lembaga pendidikan setingkat SD dan SMP di Kabupaten Blitar kekurangan siswa. Hal ini terjadi karena minat orang tua yang menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan berbasis agama.

Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Blitar mencatat dari 668 SD negeri dan swasta, hanya 17 SD yang terpenuhi pagunya dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tahun ajaran 2023/2024 ini. Sedangkan untuk tingkat SMP, dari 106 lembaga pendidikan setingkat status negeri dan swasta, hanya 27 sekolah yang telah terpenuhi pagu PPDBnya.

"Data per hari ini, hanya 17 SD negeri dan swasta yang memenuhi pagu (kapasitas) sesuai ruang belajar yang ada. Sedangkan SMP negeri swasta, hanya 27 yang sudah terpenuhi pagunya," kata Kadindik Kabupaten Blitar Adi Andaka dan konfirmasi detikJatim, Jumat (7/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adi Andaka menyebut fenomena ini terjadi sejak 10 tahun terakhir. Ditandai dengan berkurangnya rombongan belajar (rombel) rata-rata empat siswa tiap tahunnya. Kekurangan yang terjadi di setiap rombel itu rata-rata 4 siswa. Kalau pagu setiap sekolah mencapai 32 siswa, namun pada kenyataannya rata-rata rombongan belajar hanya 28 orang. Ini sudah terasa sejak 5 tahun terakhir.

"Bahkan ada di wilayah pesisir selatan Blitar itu yang jumlah siswanya tinggal 7. Dua siswa kelas 3, dua siswa kelas 4, dua siswa kelas 5. Dan satu siswa kelas 6," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Adi mengakui ada pergeseran minat orang tua menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan berbasis agama. Seperti di data Dindik Kabupaten Blitar, dari 8 SD Islam Terpadu yang dibawah kewenangannya, sudah hampir semua terpenuhi pagunya. Sedangkan dari empat SMPIT, semua telah terpenuhi pagunya.

"Saya juga mengakui, kurikulum di SD dan SMP kita belum mampu memenuhi keinginan wali murid agar anak mereka sekalian ngaji di sekolah. Program 'Sekolah Sak Ngajine' yang diluncurkan Pemkab Blitar, sampai saat ini belum di-support anggaran daerah," kata mantan Kadisnakkan ini.

Persoalan ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi dinas pendidikan. Namun Adi berniat tidak akan menambah panjang daftar masalah di dinas yang dipimpinnya. Harus segera ada kajian secara komprehensif dengan lembaga profesional untuk mencari solusi adalah target Adi sampai akhir tahun ini.

"Yang bisa saya lakukan sekarang adalah menarik minat orang tua kembali. Tahun ajaran baru ini, saya punya program menggratiskan SPP SD SMP. Kemudian juga ada bantuan seragam dua stel kepada siswa sekolah negeri," tandasnya.

Selain itu ada beberapa wacana agar aktivitas belajar mengajar lebih efisien. Seperti regrouping sekolah, meningkatkan kapasitas mengajar para tenaga pendidik. Dan tentu saja menyiapkan anggaran dengan menerapkan skala prioritas program.

"Kemarin saya ketemu guru-guru. Saya ajak mereka untuk memahami dan menyadari tugasnya sebagai pendidik, memberikan pelayanan pendidikan kepada anak bangsa. Kalau selama ini mereka di zona nyaman, saya minta mereka berbenah. Ini lho fakta sudah di depan mata. Harus segera ada solusinya," tegasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads