DN (31), seorang ibu di Jombang tewas gantung diri. Ia gantung diri di depan anak bungsunya.
Si anak sulung yang akhirnya melihat ibunya tewas tergantung histeris. Ia berlari sambil menangis mencari pertolongan. Sebelum memutuskan gantung diri, korban menulis surat wasiat.
Surat wasiat pada selembar kertas itu ia tujukan kepada suami dan orang tuanya. Berikut isi surat wasiat yang menyayat hati tersebut,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yah sepurane sen akeh aku wes gak kuat meker uripku. Nek aku wes gak enek ramuten anake. Ojo lali karo R***, pean anggep iku yo anak pean dewe
Buk aku njalok sepuro sen akeh nggeh. Tolong pean ramot anak-anakku
Yah nek aku gak enek anak-anake cek diramot ibuk ae. Pean nek kate nikah maneh yo nikaho, tapi anake ojo digowo
R*** bunda sayang R***
Adek bunda sayang adek
R*** adekne dijogo sing apik nggeh le
Terjemahan
Yah, mohon maaf yang sebesar-besarnya aku sudah tidak kuat memikirkan hidupku. Kalau aku sudah tiada, rawatlah anak kita. Jangan lupa dengan R*** yang kamu anggap itu juga anak kamu sendiri
Ibu, aku minta maaf yang sebesar-besarnya. Tolong rawatlah anak-anakku
Yah, kalau aku tiada anak-anak biar dirawat Ibu saja. Kalau kamu mau menikah lagi ya menikahlah, tapi anak-anak jangan dibawa.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental
(abq/iwd)