Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri), KM (24) tewas dikeroyok. Dari hasil autopsi, KM diduga tewas usai mengalami asfiksia akibat kekerasan benda tajam di paru-paru dan jantungnya.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana mengungkapkan hasil autopsi yang telah dilakukan terhadap KM. Mahasiswa itu meninggal karena gangguan sistem pernapasan hingga rendahnya kadar oksigen dalam tubuh atau mengalami asfiksia.
Asfiksia itu terjadi imbas adanya kekerasan benda tajam pada bagian paru-paru dan jantungnya. Tidak hanya itu korban juga mengalami kekerasan yang menimbulkan luka atau trauma pada bagian otak korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil autopsi secara mendalam disebutkan penyebab kematian, ada asfiksia. Karena ada kekerasan benda tajam di paru-paru dan jantung, kemudian ada juga kekerasan yang menimbulkan trauma atau luka dalam di otak," kata Kholis, Sabtu (1/7/2023).
Seperti diketahui, KM tewas usai menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang yang mengenal korban. Jenazahnya ditemukan tewas bersimbah darah di belakang kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Minggu (25/6) dini hari.
Kematian KM membuat teman-teman dari korban tidak terima hingga akhirnya membuat keributan di sejumlah kafe dan kos. Keributan itu terjadi saat teman-teman korban melakukan sweeping mencari keberadaan pelaku pengeroyokan.
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi telah menangkap seorang pelaku yang terlibat dalam pengeroyokan terhadap KM. Polisi meminta pelaku lainnya agar menyerahkan diri.
"Sudah kami tangkap satu yang terlibat dalam pengeroyokan. Kepada para pelaku lain saya minta kooperatif. Pertanggungjawabkan perbuatan saudara di depan hukum," ujar Kholis kepada wartawan.
Kholis menyebutkan bahwa saat ini ada lebih dari 2 pelaku lain yang sedang dalam pengejaran tim gabungan Polres Malang. Pihaknya berharap mereka bisa diamankan dalam waktu tidak lama.
"Masih lebih dari dua orang yang belum kami tangkap. Saat ini kami masih mengejar pelaku yang lain. Mohon doanya mudah-mudahan tim gabungan yang bergerak sampai dengan hari ini bisa menangkap para pelaku yang lain," sebutnya.
Kholis mengungkapkan bahwa salah satu pelaku ditangkap di Gresik langsung menjalani proses pemeriksaan di Surabaya.
Hasil sementara yang diketahui, pelaku memiliki peran yang cukup signifikan dalam kasus pengeroyokan yang menewaskan korban pada Minggu (25/6/2023) dini hari.
"Satu ini (pelaku sudah tertangkap) memang ada peran yang cukup signifikan dalam melakukan kekerasan terhadap korban," kata Kholis.
Kholis juga menyatakan bahwa pelaku yang telah ditangkap sampai saat ini masih berada di Surabaya. Polisi masih menggali keterangan untuk mencari motif pengeroyokan terhadap KM.
"Masih di Surabaya (posisi pelaku). Karena langsung kami mintai keterangan. Kami analisis dan kami juga melihat peran termasuk motif dari peristiwa itu," tandasnya.
Pelaku berinisial BS diketahui juga merupakan mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini polisi mulai mengungkap identitas dan keberadaan para pelaku lain yang terlibat pengeroyokan.
"Harapannya dengan adanya penangkapan Kamis malam kemarin kami bisa menelusuri keberadaan para pelaku yang lain," kata Kholis.
(dpe/iwd)