Puluhan hektar tanaman padi di Lamongan terserang hama wereng yang sudah berlangsung 2 minggu ini. Akibatnya, tanaman padi milik petani terancam puso atau gagal panen.
Puluhan hektar sawah di Lamongan yang terserang hawa wereng tersebut adalah lahan sawah milik warga yang ada di Desa Surabayan, Sukodadi. Padi yang terserang hama tampak mengering dan berubah warna menjadi agak kemerahan.
"Sudah 3 pekan ini hama wereng menyerbu," kata salah seorang petani Desa Surabayan, Ismawan kepada wartawan, Sabtu (1/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai langkah sudah dilakukan oleh para petani untuk menghalau hama wereng ini, termasuk dengan menyemprot berbagai pestisida. Namun tetap saja hama wereng yang menyerang batang serta akar padi itu tetap muncul.
Besarnya serangan wereng ini membuat petani khawatir jika tanaman padi mereka akan puso atau gagal panen. "Padi yang diserang wereng ini ada yang baru tanam sudah terserang, kalau yang punya saya ini berusia sekitar 1 setengah bulan," ujar Isman.
Tidak hanya padi yang berusia hampir berbuah, namun padi yang baru ditanam juga ikut terserang hawa wereng. Petani di desa ini pun mengaku hanya bisa pasrah sambil terus berusaha memberikan penyemprotan pestisida agar serangan hama wereng tidak semakin besar.
"Kami sudah berusaha mengobati dengan melakukan penyemprotan menggunakan pestisida, selebihnya kami pasrah," aku Ismawan.
Hal yang sama juga dialami oleh Muzaini, petani di Desa Sukolilo, Kecamatan Sukodadi. Muzaini menyebut, hama wereng juga menyerang desa mereka. Puluhan hektar tanaman padi di desanya juga terancam gagal panen.
"Kalau di desa saya ini bahkan sudah ada yang mengalami gagal panen dengan usia padi sudah 2 bulan lebih," terang Muzaini.
Serangan hama wereng di desanya sudah terjadi sejak dua minggu terakhir ketika padi masih berusia 1,5 bulan. Sama halnya dengan petani lain, Muzaini juga berupaya mencegah meluasnya serangan hama wereng dengan melakukan penyemprotan dengan pestisida. Namun, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil, petani dipastikan akan mengalami kerugian yang cukup besar.
"Rata-rata petani di desa ini gagal panen karena terserang wereng. Jadi kita hanya pasrah dengan kondisi ini, meski jika dihitung kerugian bisa mencapai puluhan juta," tambahnya.
Para petani ini berharap agar ada langkah dari pemerintah untuk bisa mengendalikan hama wereng ini. Petani mengaku, selama serangan wereng ini belum ada tindakan apapun dari petani untuk mencegah agar hama wereng tidak meluas.
"Semoga ada tindakan dari pemerintah untuk membantu kami para petani ini dari ancaman gagal panen," tandas Muzaini.
(abq/iwd)