.webp)
Saat gempa terjadi, hampir sebagian besar warga Blitar yang sudah beranjak tidur terbangun. Getaran gempa yang berpusat di laut itu awalnya dirasakan pelan hingga akhirnya makin kuat terasa selama kurang lebih 5 detik.
"Awalnya pelan, tapi makin terasa kencang sampai saya bangun lari ke rumah cucu saya. Khawatir mereka di rumah hanya sama ibunya. Soalnya, bapaknya masih dinas," kata Nenek Riza, warga Sananwetan, Kota Blitar.
Hal serupa diakui Yanti. Warga Jalan Suryat ini sampai terbangun, lalu tergopoh-gopoh lari keluar dari rumah. Begitu getaran gempa mereda, Yanti masih melihat lampu gantung di ruang tamunya bergoyang.
"Keras sekali (gempa) malam ini. Saya jenggirat (terperanjat) lari ke luar. Sampai saya masuk rumah lagi, lho lampu gantung ruang tamu masih bergoyang-goyang," ujarnya.
Sementara itu, Andik, warga Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, mengaku merasakan getaran keras hingga membuat permukaan air di akuariumnya bergejolak.
Bukannya lari ke luar rumah, Andik justru mendekati akuarium itu karena khawatir ikan hias koleksinya berhamburan ke luar.
"Air akuarium sampai bergejolak. Saya khawatir ikan-ikan hias di dalamnya tumpah semua. Jadi anak istri lari keluar dari rumah, saya malah lari mendekati akuarium," kata Andik sambil geleng-geleng kepala.
Sementara, Sinyo warga lainnya yang mengaku belakangan semakin akrab dengan gempa yang terjadi justru menjadi lebih santai. Ia bahkan sempat menuliskan status di WA-nya setelah merasakan gempa.
"Lindu Iki maeng koyo lagu. Intro disik, terus reff," ujarnya.
BPBD Kabupaten Blitar mengaku masih mengumpulkan informasi terkait dampak gempa Bantul malam ini. Laporan yang masuk sepanjang pesisir pantai selatan Kabupaten Blitar merasakan getaran gempa sangat kuat dalam beberapa detik.
Meski demikian, BPBD Blitar masih belum berani menyatakan ada tidaknya kerusakan akibat gempa. Pendataan dan penyisiran masih dilakukan.
(dpe/iwd)
