.webp)
"Lindu... lindu...!" ujar Paidi (48), yang sedang membakar sate daging kurban di Kelurahan Krajan, Kecamatan Mejayan, Madiun, Jumat (30/6/2023) malam.
Paidi mengaku kaget saat merasakan getaran gempa tersebut. Dia langsung beranjak dari lokasi dia berjongkok sembari membakar sate karena khawatir ada rumah yang roboh.
"Tadi kaget, khawatir rumah roboh, akhirnya lari ke luar," kata Paidi.
Hal senada di sampaikan Janjiati (50). Dia mendengar suara kaca rumahnya bergetar cukup keras saat gempa terjadi.
"Kaca rumah dan jendela rumah gerak bersuara karena belum saya tutup pintunya," papar Janjiati.
Demikian halnya yang dirasakan Adi, warga Ngawi, yang saat gempa terjadi dirinya sedang memancing di salah satu kolam dekat rumahnya.
"Kok horeg," ucap Adi kepada detikJatim. "Ternyata gempa," imbuhnya.
Ganti (50), warga Magetan, mengaku juga merasakan getaran gempa yang berpusat di dekat Bantul, DIY, itu. Menurutnya, getaran gempa itu terasa cukup kuat.
"Lumayan kuat lindunya. Saya waktu rebahan di halaman depan rumah akhirnya bangun dan keluar halaman," kata Gianti.
Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa di kawasan Magetan, Ngawi, maupun Madiun.
Sebagaimana disebutkan BMKG dalam akun Twitter-nya @infoBMKG, pusat gempa itu berada di 86 kilometer barat daya Bantul, DIY.
Gempa yang berpusat di laut itu memiliki kedalaman 25 kilometer dan terasa di sejumlah daerah di Jawa Timur. Nganjuk termasuk daerah yang merasakan getaran gempa hingga IV MMI, yakni getaran yang dirasakan cukup banyak orang dan mampu menjatuhkan barang di dalam rumah.
(dpe/iwd)
