Tradisi pulang kampung atau biasa disebut Toron bagi masyarakat Bangkalan, Madura merupakan kewajiban yang harus dilakukan beberapa hari sebelum Idul Adha. Tak heran, Toron dianggap sebagai Lebaran bagi orang Madura.
Marhom, salah satu pedagang sate asal Kwanyar lebih memilih mudik atau Toron pada Idul Adha daripada Idul Fitri. Sehari-hari, ia merupakan tukang sate di Kota Blitar. Ia memilih tak mudik karena selain tradisi, Makam Bung Karo juga selalu dipenuhi pengunjung saat Idul Fitri.
"Kalau lebaran kemarin (Idul Fitri) saya ada di Blitar jualan sate. Di sana kalau libur lebaran ramai jadi 'eman kalau dilewatkan," ujar Marhom, Rabu (28/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia lebih memilih pulang kampung saat jelang hari raya Idul Adha. Sebab banyak sanak saudaranya yang juga pulang di waktu yang sama.
"Kalau lebaran Idul Adha ini justru keluarga besar pulang semua jadi lebih ramai dan bisa ketemu semua sama saudara yang juga merantau di tempat lain," imbuhnya.
Marhom memastikan setiap tahun dirinya memang memilih pulang kampung atau Toron saat Idul Adha. Hal itu juga dilakukan sejumlah rekan dan keluarganya yang sedang merantau.
"Jadi pulang saat Idul Adha itu terasa lebih sakral dan bagi saya itu waktu wajib saya untuk pulang," imbuhnya.
Ia mengaku sangat merindukan momen pulang kampung saat Idul Adha. Sebab, saat Idul Adha itu ia dan keluarga besarnya selalu menyempatkan berkurban dan membakar sate bersama-sama.
"Pulang kampung itu momen yang sangat berarti bagi saya. Kita nyate bersama keluarga besar, keponakan datang semua, makan bersama," tandas Marom.
Arus mudik Idul Adha diketahui mulai terjadi sejak Selasa (27/6). Arus lalu lintas di Jembatan Suramadu sisi kanan atau dari arah Surabaya menuju Bangkalan dipadati pemudik pengendara roda dua dan roda empat.
(abq/iwd)