Pengendara motor hingga mobil mulai memadati Jembatan Suramadu. Mereka melakukan tradisi Toron yang kerap diperingati menjelang Hari Raya Idul Adha.
Dari pantauan detikJatim, ada sejumlah pengendara yang mengajak sanak saudara dan keluarga mereka untuk Toron. Baik mengendarai mobil maupun motor.
Salah satunya adalah M Nasiri. Pekerja serabutan di Surabaya itu mengaku sengaja mengajak istri dan 3 anaknya mudik ke kampung halamannya di Bangkalan, Madura. Menurutnya, tradisi ini rutin ia lakukan tiap tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai awal nikah sampai sekarang ya selalu mudik kalau mau lebaran Idul Adha," kata Nasiri kepada detikJatim saat ditemui di pintu masuk motor Suramadu, Selasa (27/6/2023).
Nasiri menilai Toron adalah tradisi wajib di keluarga kecilnya. Meski, harus menempuh jarak puluhan kilometer menggunakan motornya.
"Ini saya bawa 3 anak dan istri, sama bawa beras sama jajan-jajan, sekalian buat bancakan di kampung," ujar dia.
Hal senada disampaikan Putra, warga Sidoarjo. Ia mengaku berasal dari Madura dan selalu mudik saat menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Ini kebetulan sekalian mau ke acara nikahan teman saya di Bangkalan, sendirian, masih belum punya pasangan saya," tuturnya.
Sementara itu, Kanit PJR Jatim 8 Suramadu Ditlantas Polda Jatim, AKP Farida Aryani menyayangkan masih ada para pengendara motor yang tak mematuhi aturan lalin. Di antaranya tak mengenakan helm sampai berboncengan lebih dari 2 orang.
"Sayangnya, masih ada pengendara yang bandel, ada yang boncengan orang banyak di 1 motor, itu berbahaya dan tidak untuk ditiru," papar dia.
Ia menyebutkan, lalin di hari biasa mencapai 500 kendaraan per harinya. Selama Toron berlangsung, ia memprediksi kenaikan sekitar 20%.
"Kalau hari biasa sekitar 200 sampai 500, kalau pas toron bisa sampai 1000 per harinya, baik motor mau pun mobil. Prediksi kami peningkatan sekitar 20 persen," tutupnya.
(abq/iwd)