Mikrotia merupakan malformasi atau kegagalan pembentukan daun telinga. Penyebabnya pun beragam.
Kelainan malformasi dibagi menjadi 4 derajat. Salah satunya adalah malformasi minor atau ukuran aurikula lebih kecil dari normal.
Ketua Panitia Family Gathering Keluarga Microtia Indonesia dr Rosa Falerina mengatakan, satu dari 2.000 hingga 10.000 anak lahir dengan mikrotia. Kendati demikian, anak dengan mikrotia bisa tumbuh normal dan sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak dengan mikrotia dapat mengalami gangguan pendengaran yang bersifat konduktif, apabila disertai dengan atau tanpa terbentuknya liang telinga (atresia)," kata Rosa usai menghadiri family gathering komunitas orang tua pasien Rumah Sakit Unair di Restoran Wardhani, Surabaya, Minggu (25/6/2023).
Dokter yang membidangi Bedah Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher itu menerangkan untuk mengatasi gangguan dengar karena mikrotia, anak bisa menggunakan alat bantu dengar hantaran tulang atau BAHA. Menurutnya, hal tersebut berfungsi mengeraskan suara dari luar, serta menambah percaya diri sang anak.
Hal senada disampaikan dr Indri Lakhsmi Putri. Menurutnya, gangguan pendengaran juga bisa memengaruhi penampilan dan kepercayaan diri seseorang.
Indri menyebut salah satu opsi untuk memperbaiki mikrotia yakni operasi rekonstruksi daun telinga. Setelah itu, seseorang bisa tampil lebih percaya diri serta bisa menangkap suara lebih baik nan jelas.
Meski begitu, dalam proses operasi rekonstruksi diperlukan suatu tim. Hal itu bertujuan untuk penanganan secara komprehensif, mulai penanganan aspek psikologis bagi pasien dan keluarga, penanganan rekonstruksi daun telinga untuk mendapatkan estetik yang baik, sampai mendapat fungsi pendengaran yang lebih baik.
"Selain itu, support system yang baik juga turut mendukung proses perawatan telinga dengan microtia," ujar Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi itu.
Sedangkan, Deputy Chief Executive Officer (CEO) Kasoem Group Trista Mutia Kasoem menegaskan salah satu opsi dengan operasi dan alat bantu dengar dinilai efektif bagi penderita mikrotia. Menurutnya, alat bantu dengar hantaran tulang atau BAHA memungkinkan anak dengan mikrotia bisa langsung merasakan bagaimana mendengar dengan jelas, jernih, dan baik.
"Trial BAHA 6 Max misalnya, bisa mengetahui (mendengar) dengan jelas," paparnya.
Tanpa melalui operasi, Trista meyakini bisa membantu penderita mikrotia berkomunikasi lebih lancar. Dengan begitu, tak ada hambatan saat belajar di sekolah dan bermain bersama teman, bak sebayanya yang normal.
(abq/fat)