.webp)
Sebuah rumah di Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Gresik terkesan lawas. Hampir sekujur konstruksi bangunan rumah itu berbahan kayu kecuali gentingnya. Berlokasi 30 kilometer dari Kecamatan Kota Gresik, itulah rumah kelahiran Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang.
Pantauan detikJatim, rumah masa kecil Panji itu memiliki luas bangunan 10x50 meter di Dusun Siraman RT 01, RW 01, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun. Rumah yang cukup luas yang dominan bermaterial kayu itu terlihat sederhana, seperti bangunan zaman dulu.
Abdul Wahib, adik bungsu Panji Gumilang menyatakan bahwa bangunan rumah keluarganya itu memang dipertahankan bentuk aslinya seperti ketika pertama kali dibangun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan Mas Panji nggak boleh diubah, dibiarkan seperti bangunan awal. Cuman ada yang dibenahi karena plafonnya banyak yang ambruk," kata Wahib saat ditemui detikJatim, Sabtu (24/6/2023).
Terlihat di dalam rumah itu cukup banyak foto Panji Gumilang bersama sejumlah tokoh nasional yang dipajang. Foto-foto itu dipajang di ruang tamu berjajar dengan foto profil dirinya yang dimuat salah satu media massa online.
 Rumah Panji Gumilang di Gresik. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim) |
Wahib menyebutkan bahwa kakaknya itu merupakan anak kedua dari 4 bersaudara yang lahir pada 30 Juli 1946. Sementara Wahib sendiri merupakan saudara yang paling bungsu.
Kakaknya yang bernama lengkap Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang kini sedang menjadi perbincangan publik imbas sejumlah pernyataannya yang kontroversial. Wahib menyebutkan bahwa sejak kecil dia dan kakaknya sebenarnya hidup dalam lingkungan bernuansa pondok pesantren.
Besar di rumah peninggalan orang tua mereka,Wahib menyebutkan bahwa Panji sewaktu kecil, Panji pernah belajar di sekolah rakyat yang saat ini menjadi Ponpes Maskumambang.
 Rumah Panji Gumilang di Gresik. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim) |
"Dulu sekolah di Maskumambang yang saat ini jadi Pondok Pesantren besar. Setelah lulus pindah ke Pondok Gontor," katanya.
Ketika Panji menjadi pimpinan Ponpes Al-Zaytun di Indramayu, sang kakak memintanya untuk menjaga rumah peninggalan orang tua mereka di Gresik. Maka selama ini Wahib lah yang merawat rumah tua itu dan menjaganya tetap berdiri dengan mempertahankan bentuk aslinya.
(dpe/iwd)
