Waluyo Tirto Nugroho, meninggal dunia jadi ledakan bangunan semi permanen di Jalan Mawar, Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Korban merupakan penghuni sekaligus penyewa bangunan yang disewa untuk membuat petasan tersebut.
Pria berusia 28 tahun itu dikenal oleh teman-temannya sebagai sosok baik, aktif dan pintar. Banyak teman korban tak menyangka Waluyo meninggal di usia muda dan tragis.
Salah satu teman korban, Gaung menuturkan dalam kesehariannya, Waluyo merupakan sosok ceria. Itu kenapa ia mengaku jarang menemui Waluyo murung atau bersedih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gak pendiam anaknya. Ceria dan aktif gitu kalau sama teman-teman. Saya sendiri baru tahu jika dia meninggal barusan," ujar Gaung saat ditemui detikJatim usai pemakaman jenazah korban, Jumat (23/6/2023).
Gaung mengetahui bahwa selama ini Waluyo suka sekali membaca buku dan artikel-artikel di smartphone-nya. Selain itu, korban juga dikenal suka bermain piano.
"Dia gak suka main game-game gitu. Sukanya baca buku sama main piano yang saya tahu selama ini," ungkapnya.
Gaung mengaku terakhir bertemu dengan Waluyo pada Senin (19/6/2023) lalu. Pada saat itu Waluyo main ke rumah Gaung seperti biasa, tidak ada keanehan yang dirasakan kala itu.
"Ya main ke rumah seperti biasanya gitu. Dia sendiri kan kuliahnya itu di jurusan kimia di Universitas Brawijaya (UB), itu biasanya tanya ke aku soal kimia. Ya tak jawab aku ini bukan jurusan kimia jadi gak paham," terangnya.
Namun, Gaung yang mengenal Waluyo sejak 3 tahun lalu tidak mengetahui korban masih kuliah atau sudah lulus. "Saya gak tahu persis kalau lihat umurnya harusnya sudah, tapi gak tahu kalau masih kuliah," singkatnya.
Terkait dengan pekerjaannya memproduksi petasan pun Gaung juga kurang tahu menahu. Yang diketahuinya Waluyo selama ini menyuplai bahan-bahan kembang api ke sebuah perusahaan.
"Kalau dibilang pembuat (petasan) saya juga bingung, kalau enggak salah pernah bilang suplai bahan-bahan saja kemana gitu," kata dia.
Sementara itu, Putra tetangga korban menyakini Waluyo bukan peracik petasan. Ia menyebut korban pernah membantu perusahaan peralatan pertahanan di Indonesia untuk memproduksi persenjataan.
"Dia pernah cerita bantu produksi entah itu artileri, senjata atau apa untuk perusahaan peralatan pertahanan di Indonesia. Terus buat sumbu tapi enggak tahu apa," kata Putra.
"Anaknya juga sering dapat proyek dari perusahaan lain. Jadi saya tidak yakin bahwa almarhum pembuat petasan, memang jurusan kuliahnya teknik kimia. Dia juga punya CV sendiri kalau gak salah diurus 2 tahun lalu di Surabaya," tutur Putra.
(abq/iwd)











































