Alun-Alun Tugu Kota Malang direvitalisasi. Perubahan wajah taman depan Balai Kota Malang itu menyedot anggaran sebesar Rp 6,6 miliar.
Namun desain baru Alun-Alun Tugu menuai pro kontra. Pemerhati Sejarah dan Cagar Budaya Tjahjana Indra Kusuma menyoroti wajah baru Alun-Alun Tugu yang tak selaras dengan konteks awal dibangunnya taman Tugu ini yang merupakan kesatuan dengan Balai Kota.
Padahal Alun-Alun Tugu merupakan salah satu cagar budaya, dimana seharusnya mengembalikan desain awal Alun-Alun Tugu sesuai yang selaras dengan bangunan Balai Kota Malang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Revitalisasi saya menyetujui. Namun yang saya sayangkan ternyata menggunakan lampu taman semodel dengan yang dipakai di kawasan Kayutangan. Dimana secara kesejarahan tidak dengan langgam awal," ujar Tjahjana kepada detikJatim, Jumat (23/6/2023).
Tjahjana mengungkapkan konsep bangunan Alun-Alun Tugu semestinya tetap menjaga konsep awal pembangunan taman Tugu, yakni menggunakan langgam nieuw bowen.
"Seharusnya tetap menjaga sesuai dengan langgam awal, yaitu nieuw bowen yang serba minimalis dan sederhana sehingga mengesankan luas," ungkapnya.
Menurut Tjahjana, dengan adanya hiasan ornamen yang berlebihan justru menciptakan atmosfer yang tak biasa dan terkesan sempit. Apalagi ditambah beberapa vegetasi yang dapat membesar lingkar luar Alun-Alun Tugu.
"Hiasan ornamen yang berlebihan atau raya jelas menciptakan atmosfer yang sumpek dan sempit. Dan konon di desain juga akan ditanami beberapa vegetasi yang bisa membesar di lingkaran luarnya," tuturnya.
Hal ini disampaikan Tjahjana ketika melihat desain baru Alun-Alun Tugu yang beredar di media sosial, yang nantinya akan ditambah pelebaran pedestarian selebar 5 meter untuk salah satunya fasilitas jogging track.
"Kemudian ada maksud pelebaran pedestrian selebar 5 meter untuk multi fungsi, misalnya, jogging track. Saya prihatin dengan pengalihan fungsi taman sebagai jogging track, karena secara kesejarahan, jogging track di sediakan di kawasan olah raga yang sekarang jadi stadion Gajayana dan bantaran sungai di sekitar Splendid hingga belakang RSU yang sekarang sudah tidak ada menjadi pemukiman bantaran sungai," ujarnya.
Tjahjana menambahkan, adanya fasilitas jogging track seharusnya diawali dengan mitigasi untuk keamanan warga yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut.
"Jogging track pun tanpa mitigasi jika ada mobil nyelonong efek dari rekayasa lalu lintas," imbuhnya.
Proyek ambisius revitalisasi bundaran Tugu, Kota Malang, akhirnya direalisasikan juga. Proyek ini sempat molor dua bulan hingga masuk dalam program Monitoring Center for Prevention dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berdasarkan laman LPSE Kota Malang, tender senilai Rp 6,6 miliar itu dikerjakan oleh PT Patiunus GG PP Bayt Al Hikmah yang berkantor di Kelurahan Krampayngan, Kota Pasuruan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Wijaya mengatakan, pengerjaan revitalisasi bundaran Tugu akan fokus pada perbaikan pedestarian dan pembongkaran tembok yang mengelilingi area taman saat ini.
Pedestarian nantinya dikonsep seperti koridor di Kayutangan Heritage. Sementara pada bagian taman juga ikut dipercantik dengan menambah beberapa fitur yang menarik seperti penambahan jenis tanaman dan bunga.
"Kontraknya per 9 Juni. Surat Perintah mulai kerja diberikan pada 12 Juni. 120 hari kerja itu maksimal," ungkap Noer Rahman terpisah.
(abq/iwd)