Gejolak terjadi di tubuh DPC PPP Kota Surabaya usai Ali Mahfud dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPC. Berkaitan dengan gejolak itu DPW PPP Jatim angkat bicara dan menyatakan bahwa pergantian kepemimpinan di tubuh partai itu hal biasa.
Wakil Ketua DPW PPP Jatim Mujahid Ansori menyatakan bahwa pergantian jabatan pimpinan di PPP Kota Surabaya merupakan hal yang wajar dan menjadi bentuk evaluasi di internal organisasi.
"Tentu alasannya tidak bisa saya sampaikan. Tapi, kan, semua Ketua DPC PPP itu tanda tangan pakta integritas kalau setiap 6 bulan jabatan harus siap evaluasi. Jadi ini bentuk evaluasi di organisasi dan hal yang biasa saja," kata Mujahid kepada detikJatim, Jumat (23/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mujahid apa yang terjadi di PPP Surabaya itu berkaitan dengan langkah DPP PPP yang dia sebut sedang mengambil langkah strategis untuk kebesaran partai ke depan.
"Hasil evaluasi macam-macam. Ada yang dipertahankan, direvitalisasi, ada yang di-Plt, tergantung kadar nilainya. PPP ini kan ke depan harus melakukan pendekatan luar biasa. Pengambilan keputusan itu bisa berdasarkan mekanisme partai. Misal karena ada gejolak, mosi tidak percaya," katanya.
Tidak hanya saat ada gejolak saja, evaluasi juga dilakukan berkaitan penilaian soal kepemimpinan, loyalitas dan lain sebagainya. Termasuk elektabilitas partai.
"Tapi juga ada proses ketika tidak ada gejolak, misal evaluasi soal kepemimpinan, loyaliyas, intergritas itu dicek untuk elektabilitas partai. Semua itu haknya DPP. Kami tidak ikut masuk dalam proses pengambilan keputusan. Kami hanya melaksanakan SK Plt saja. Jadi itu murni DPP, juga melalui evaluasi DPW. Tapi yang memberi SK ya DPP, yang punya hak DPP, bukan DPW. Apa kesalahannya, kami tidak perlu menyampaikan di sini. Itu evaluasi dan wajar saja," ujarnya.
Mujahid yang kini ditunjuk sebagai Plt Ketua DPC PPP Kota Surabaya menyatakan akan segera melakukan konsolidasi. Dia juga menganggap wajar suara-suara kader yang kecewa dengan pencopotan Ali Mahfud.
"Wajar lah kalau kecewa. Kami memaklumi. Mungkin masih emosi saja, makanya mundur (PAC di Surabaya). Keputusan kan tidak bisa memuaskan semua pihak. Kemarin ada yang spontan, refleks menyatakan mundur dari PAC, ya kita terima. Mungkin masih emosi juga. Tapi kita terus jalan untuk konsolidasi. Nanti secepatnya akan kami laksanakan Muscablub untuk menentukan siapa Ketua PPP Surabaya definitif," katanya.
Dia pun tidak menampik bahwa gejolak ini bisa mengganggu persiapan PPP menuju Pileg 2024 yang tersisa tinggal 8 bulan saja. Dia hanya memastikan bahwa PPP akan mempercepat prosesnya.
"Ya kalau dibilang ini mengganggu persiapan jelang Pemilu, ya, pasti ada dampaknya. Tapi Insyaallah kita bergerak cepat dan kami yakin PPP akan bangkit di Pemilu 2024," katanya.
(dpe/dte)