Protes Tak Digaji 3 Bulan, Pekerja di Malang Bakar Gubuk Tempat Tinggalnya

Protes Tak Digaji 3 Bulan, Pekerja di Malang Bakar Gubuk Tempat Tinggalnya

Muhammad Aminudin - detikJatim
Kamis, 22 Jun 2023 19:22 WIB
Pekerja di Malang membakar tempat tinggal mereka karena gaji tak dibayar
Pekerja di Malang membakar tempat tinggal mereka karena gaji tak dibayar (Dok. Istimewa)
Malang -

Sebuah hunian semi permanen dari kayu dan triplek di Jalan Mayjen Sungkono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, hangus terbakar. Bangunan itu rupanya sengaja dibakar para pekerja sekaligus penghuninya sebagai bentuk protes gaji 3 bulan belum dibayar.

Bangunan itu diketahui merupakan tempat tinggal sementara pekerja. Mereka membakar bangunan itu pada Kamis (22/6), siang. Bangunan tersebut berada di kawasan Sekolah Dasar.

Untuk mengatasi kebakaran tersebut, UPT Pemadam Kebakaran Kota Malang mengerahkan 5 unit mobil pemadam ke lokasi. Kebakaran sendiri dilaporkan warga sekitar pukul 13.51 WIB. Ketika petugas tiba, bangunan sudah dalam kondisi hangus dilalap api.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat sampai di lokasi, kobaran api serta kepulan asap masih menyala. Sehingga, kami segera lakukan pemadaman. Setelah api pokok padam, dilanjutkan dengan pembasahan," ujar Kepala UPT Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang Agoes Soebekti.

Agoes menjelaskan bahwa kebakaran dapat dipadamkan sekitar pukul 14.25 WIB dan tidak ada korban luka maupun korban jiwa dalam kebakaran itu. Kapolsek Kedungkandang Kompol Agus Siswo Hariyadi menyebut ada faktor kesengajaan di balik peristiwa kebakaran gubuk tersebut.

ADVERTISEMENT

Penyebabnya adalah kekesalan para pekerja setelah beberapa bulan bekerja namun belum menerima gaji. "Jadi, gubuk atau bedengan itu sengaja dibakar oleh pihak pekerjanya sendiri. Saat kami dalami, alasan sengaja membakarnya karena mereka sudah bekerja selama 3 bulan, tetapi tidak pernah digaji," kata Agus.

Agus menuturkan pembakaran gubuk sebagai tempat tinggal sementara juga bertujuan untuk mencari perhatian, agar para pekerja bisa segera mendapatkan upah.

"Pada intinya, mereka melakukan itu sebagai bentuk protes sekaligus mencari perhatian. Agar, gajinya itu dibayarkan. Dan selama proses pemadaman tadi, kami tidak menemui kendala apapun," tandas Agus.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads