Bocah di Malang Meninggal Diduga Jadi Korban Malapraktik saat Dirawat di RS

Bocah di Malang Meninggal Diduga Jadi Korban Malapraktik saat Dirawat di RS

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Selasa, 20 Jun 2023 21:15 WIB
Malpraktik di Malang
Imam Jazuli di makam anaknya yang diduga jadi korban malapraktik RS di Malang (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang - Seorang bocah berusia 6 tahun bernama Alvito Ghaniyu Maulidan meninggal dunia usai menjalani perawatan di rumah sakit di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Korban diduga jadi korban malapraktik.

Dugaan malapraktik yang dialami warga Jalan Raya Pertamanan, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang itu muncul karena pada saat perawatan mengalami gejala aneh usai menerima 2 suntikan obat.

Ayah korban, Imam Jazuli mengatakan peristiwa itu terjadi saat anaknya dalam keadaan drop disertai mual-mual dan demam. Melihat kondisi tersebut Imam membawa anaknya ke RSU Prasetya Husada pada Selasa (13/6).

"Sampai di IGD itu sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu anak saya langsung mendapatkan perawatan dari petugas dan diberi infus. Awalnya sudah agak mendingan setelah diinfus," ujar Imam, Selasa (20/6/2023).

"Gak lama kemudian sama perawat itu dikasih obat suntik di kantong infus, katanya obat mual. Disuntikkan 2 kali. Habis disuntik cuman selang waktu sekitar 5 menit anak saya malah meronta-ronta (kejang)," sambungnya.

Dari situ, Imam langsung melaporkan kondisi anaknya yang mengalami kejang hingga tubuhnya membiru kepada perawat dan dilaporkan ke dokter. Tapi respons yang dilakukan pihak RS terbilang cukup lambat.

"Kondisi anak saya itu sudah kayak kritis, kejang-kejang, meronta-ronta gitu, Tapi respons dari rumah sakit kayak santai-santai aja. Terus terang saya waktu itu sudah panik,'' ungkapnya.

"Agak lama kemudian petugas baru datang memeriksa anak saya dan dikatakan jika detak jantungnya sudah berhenti. Anak saya meninggal pada Rabu (14/6/2023) pukul 00.30 WIB," sambungnya.

Kaget mendengar pernyataan tersebut, sontak Imam menanyakan kepada perawat obat apa yang disuntikkan kepada anaknya. Si perawat menjawab bahwa yang disuntikkan itu adalah obat lambung.

Dalam kondisi syok dan sedih Imam dan istrinya memutuskan untuk membawa pulang jenazah anaknya. Saat mendapatkan hasil rekam medis sebelum meninggalkan RS, Imam menilai ada kejanggalan.

"Contoh (kejanggalan yang saya maksud adalah) waktu anak saya mendapatkan suntikan obat dan mengalami kejang itu jedanya cuman 5 menit, tapi di hasil rekam medis itu keterangan jedanya 20 menit," terangnya.

Imam sampai saat ini terus berupaya mengkonfirmasi pihak RS terkait penyebab pasti anaknya meninggal. Tapi sampai saat ini Imam belum mendapatkan kepastian dari pihak RS. Ia pun mengaku ada rencana melaporkan kasus ini kepada penegak hukum.

"Saya kecewa. Saya ada rencana bawa ke ranah hukum menunggu koordinasi terlebih dahulu dengan pihak keluarga," tuturnya.

Sementara itu, Kapolsek Karangploso, Iptu Bambang Subinajar mengaku telah mengetahui peristiwa tersebut. Tapi pihaknya belum bisa mengambil langkah lanjutan karena dari pihak keluarga belum melapor.

"Kami sudah mendatangi pihak keluarga menggali keterangan. Hanya saja, kami belum bisa menindaklanjuti hal ini karena keluarga belum membuat laporan," ujar Bambang.


(abq/iwd)


Hide Ads