Pemkab Mojokerto bersinergi dengan Pemprov Jatim menyalurkan bantuan kepada warga terdampak krisis air bersih di kaki Gunung Penanggungan.
Bantuan dari Pemprov Jatim diserahkan langsung Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Desa Kunjorowesi, Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Bantuan tersebut berupa 4 tandon ukuran 1.200 liter, 30 terpal, 100 paket sembako, 2 tandon lipat dan 300 jerigen.
Bersama Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Gubernur Jatim juga memantau langsung distribusi air bersih kepada warga Desa Kunjorowesi. Bupati Ikfina telah mengeluarkan surat keputusan nomor 188.45/176/HK/416-012/2023 tentang status tanggap darurat kekeringan dan karhutla tahun 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Status tanggap darurat itu berlaku 1 Juni-31 Oktober 2023. Sejak keluarnya SK tersebut, BPBD Kabupaten Mojokerto mendistribusikan bantuan 443 tangki air bersih ke 3 desa yang sedang krisis air bersih. Masing-masing tangki berkapasitas 4.000 liter.
Desa Kunjorowesi mendapatkan jatah 179 tangki, sedangkan Manduro Manggung Gajah dan Duyung masing-masing 132 tangki. Jatah tersebut didistribusikan selama 45 hari mulai 12 Juni sampai 26 Juli mendatang. Sehingga setiap harinya Desa Kunjorowesi mendapat jatah 4 tangki, sedangkan Manduro dan Duyung masing-masing 3 tangki.
"Alhamdulillah hari ini kami bisa memberikan sapaan berupa suplai air bersih. Juga tadi saya lihat sudah banyak tandon dari BPBD di sejumlah titik di desa ini. Tentunya Ini jadi bagian dari upaya kami mendekatkan distribusi air bersih ke rumah-rumah penduduk," kata Khofifah di lokasi, Senin (19/6/2023).
Krisis air bersih dialami dialami 4.937 jiwa penduduk Desa Kunjorowesi. Terdiri dari 3.312 jiwa atau 708 keluarga di Dusun Kandangan dan 1.625 jiwa atau 848 keluarga di Dusun Kunjoro.
Sedangkan di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, krisis air bersih berdampak terhadap 1.861 jiwa. Yaitu 865 jiwa atau 292 keluarga di Dusun Gajah Mungkur dan 996 jiwa atau 305 keluarga di Dusun Buluresik.
Desa ketiga yang mengalami krisis air bersih terletak di sisi barat kaki Gunung Penanggungan. Yaitu Desa Duyung, Kecamatan Trawas. Sulitnya mendapatkan air bersih dialami 791 jiwa atau 256 keluarga di Dusun Bantal.
Selain menyerahkan bantuan, Khofifah dan Bupati Ikfina juga memantau penyaluran air bersih ke warga Desa Kunjorowesi. Kedua kepala daerah ini membantu warga mengisi jerigen dengan air bersih dari truk tangki.
Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lanjut Khofifah, musim kemarau di Jatim diperkirakan berlangsung Mei-September. Puncak kemarau diprediksi terjadi pada akhir Juli sampai Agustus mendatang.
Menurutnya, kekeringan berpotensi terjadi di 844 desa yang tersebar di 27 kabupaten/kota wilayah Jatim. Terdiri dari 500 desa kering kritis, 253 kering langka dan 91 desa kering langka terbatas.
"Petanya sudah sangat detail. Untuk itu, intervensi penanganan kekeringan ini butuh gotong-royong dan kebersamaan. Baik dari Pemprov Jatim, Pemkab Mojokerto, maupun dari pihak kecamatan, desa, dusun sampai para relawan," jelasnya.
Khofifah menambahkan, Pemprov Jatim terus berupaya membantu pemerintah kabupaten/kota untuk mencari sumber air di desa-desa yang mengalami krisis air bersih. Sehingga ketika kemarau tiba, tak lagi terjadi krisis air bersih. Upaya tersebut juga diiringi distribusi bantuan air bersih.
"Maka kita harus secara kontinyu menyuplai air bersih hingga tingkat keterpenuhan air bersih masyarakat bisa kita penuhi. Terima kasih pada seluruh pihak yang telah bersama-sama bersinergi membantu pendistribusian air bersih," tegasnya.
Bupati Ikfina menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jatim yang terjun langsung dalam penyaluran bantuan air bersih di Desa Kunjorowesi. Ia berharap kehadiran Khofifah menjadi momentum untuk bersama-sama mencari solusi permanen mengatasi krisis air bersih di Kabupaten Mojokerto.
"Terimakasih atas kerawuhan (kehadiran) Ibu Gubernur. Semoga kehadiran ibu membawa berkah bagi masyarakat di sini," pungkasnya.
(prf/ega)