6 Fakta Ngeri Desa yang Hilang di Gresik gegara Pengantin Baru Diterkam Macan

6 Fakta Ngeri Desa yang Hilang di Gresik gegara Pengantin Baru Diterkam Macan

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Senin, 19 Jun 2023 11:54 WIB
Desa yang hilang di Gresik
Desa Kemuning hanya tersisa makam kuno (Foto file: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Surabaya -

Sebuah desa di Gresik hilang seperti ditelan bumi. Namun bukan karena hal-hal mistis di luar nalar. Desa yang diberi nama Kemuning itu hilang karena teror seekor macan.

Desa Kemuning yang wilayah saat ini berada di Kecamatan Dukun dan berbatasan langsung dengan desa lain di Kabupaten Lamongan

Berikut fakta-faktanya:

1. Desa Kemuning Hilang

Desa Kemuning saat ini berada di Kecamatan Dukun, berbatasan langsung dengan desa lain di Kabupaten Lamongan itu sudah ada sejak 1927.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sejak sebelum Indonesia merdeka pada 1945, penduduk desa itu mulai meninggalkan tempat tinggal mereka. Desa itu disebut benar-benar ditinggalkan oleh warganya sekitar tahun 1943.

"Saya nggak tahu pasti ada dari kapan. Tapi kata mbah-mbah saya, tahun 1927 itu sudah ada. Terus ditinggal penghuninya itu tahun 1943," ujar Muyadi warga Desa Lowayu kepada detikJatim, Jumat (16/6/2023).

ADVERTISEMENT

2. Ke Mana Penduduk Desa Kemuning

Muyadi warga Desa Lowayu mengatakan sebagian besar pindah ke Desa Lowayu yang berada 1 kilometer di sebelah timur dan masih ada hingga saat ini.

"Kata pendahulu saya itu sebelum merdeka sudah pada pindah ke sini," kata Muyadi.

Pria 68 tahun itu menceritakan kembali apa yang ia dengar dari kakek, nenek, serta kedua orang tuanya. Dia dengar bahwa penduduk Desa Kemuning pindah karena diteror macan.

Menurutnya, cukup banyak warga Desa Kemuning yang diterkam macan saat pergi atau saat pulang dari Desa Lowayu. Beberapa jenazahnya ditemukan warga pencari kayu bakar.

3. Warga Desa Kemuning Diteror Macan

Penduduk Desa Kemuning rela meninggalkan desanya lantaran diteror macan. Muyadi, warga Desa Lowayu mengaku cukup banyak warga Desa Kemuning yang diterkam macan saat pergi atau saat pulang dari Desa Lowayu.

Beberapa jenazahnya ditemukan warga pencari kayu bakar. Kabar tentang jenazah warga Kemuning yang ditemukan tinggal kepala oleh warga Lowayu yang sedang mencari kayu bakar, dengan cepat menyebar. Warga hingga Kepala Desa Kemuning segera mendengarnya.

"Warga yang menemukan kepala manusia itu langsung memberitahu Kepala Desa Lowayu. Informasi itu kemudian diberitahukan ke Kepala Desa Kemuning. Akhirnya kades bareng kepala desa Kemuning, juga warga Desa Lowayu melihat dan memastikan jenazah itu diterkam macan," jelas Muyadi.

4. Kades Kemuning Ajak Warga Bedol Desa

Lantaran tak ingin warganya habis diterkam macan yang terus meneror itu, Kepala Desa Kemuning memutuskan untuk mengajak penduduknya bedol desa, pindah ke Desa Lowayu yang jaraknya 1 kilometer.

"Jadi saat ini di Desa Lowayu itu ada yang asli warga Lowayu, ada yang keturunan warga Desa Kemuning. Mereka pindah ke Lowayu karena takut diteror macan," ujarnya.

5. Desa Kemuning Sisakan Makam Kuno Dikelilingi Pohon Bambu

Desa yang lokasinya berjarak kurang lebih 1 kilometer dari Desa Lowayu, Kecamatan Dukun itu tinggal makam dengan batu nisan yang terlihat kuno. Makam itu dikelilingi himpunan pohon bambu.

Tak ada satu pun rumah yang bisa ditemukan di sekitaran makam tersebut. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah alang-alang, semak belukar, dan lahan pertanian yang tak lagi difungsikan.

6. Kisah Pengantin Baru Diterkam Macan

Seperti halnya pasangan pengantin baru pada umumnya, meski telah bermukim di salah satu desa, sewaktu-waktu mereka akan pulang ke rumah orang tua. Kala itu, pengantin baru warga Desa Kemuning itu pamit pulang ke rumah mertuanya yang tinggal di Desa Lowayu.

"Tetapi setelah tiga hari, orang itu tidak pulang ke Kemuning. Warga Kemuning pun mengira orang itu menginap di rumah mertuanya," kata Muyadi kepada detikJatim, Jumat (16/6/2023).

Namun, tiba-tiba saja istrinya datang ke Desa Kemuning untuk menyusul suaminya karena sudah 3 hari tidak pulang ke rumah. Orang tua sang suami pun menyatakan hal yang sama dan mengira anaknya tidur di rumah sang istri.

Setelah itu, beberapa hari kemudian baik sang suami maupun sang istri sama-sama tidak pulang ke rumah. Warga Desa Kemuning dan Desa Lowayu pun mulai geger dan terus melakukan pencarian.

"Sampai akhirnya mereka mendapat kabar ada warga yang menemukan kepala keduanya di alas (hutan) antara Desa Kemuning dan Desa Lowayu. Kepalanya itu dimakamkan di sini pemakaman Kemuning itu, cuma saya nggak tahu yang mana," kata Muyadi.

Kisah pengantin baru yang diterkam macan itu hanyalah satu dari sejumlah cerita tentang teror macan yang dialami warga Desa Kemuning dan Desa Lowayu.

Selang beberapa hari setelah ditemukannya kepala kedua pasutri itu, Kepala Desa Kemuning kembali mendapat laporan warganya yang hilang saat mencari kayu bakar. Warga pun kembali melakukan pencarian hingga menemukan kepala dan tangan warga tersebut di hutan.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads