.webp)
Setelah menabung 12 tahun, penjual cincau di Pasar Kebongagung ini akhir bisa naik haji. Miana menuturkan dia dan suaminya berjalan cincau sejak 1983. Usaha ini ia lakoni demi selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga menyekolahkan anak-anaknya.
"Awalnya modal itu cuma jualan cincau tiga buah, kulaknya masih Rp 100 saat itu," kata Miana di rumahnya, Kamis (15/6/2023).
Lambat laun, usahanya berkembang hingga menjual kue basah, dawet, kolang-kaling, hingga bubuk jamu. "Saya harus kerja supaya anak-anak saya bisa sekolah, tidak seperti saya yang hanya lulusan SD," jelas ibu tiga anak ini.
Niatan untuk haji mulai ia wujudkan setelah anak-anaknya sudah lulus kuliah dan menikah. Miana kemudian rutin menyisihkan uang untuk tabungan haji sejak tahun 2009.
"Saya nunggu anak-anak sudah jadi semuanya. Nabungnya itu kadang, ya kalau ada Rp 20 ribu, saya tabung. Pas kekumpul sejuta, 2,5 persennya saya zakatkan," ungkapnya.
Tahun 2011, tabungan yang dikumpulkan sudah cukup untuk mendaftar haji. Setelah menunggu 12 tahun, Miana dan Jamian, akhirnya bisa menunaikan ibadah haji.
"Suami saya saja ndak tahu kalau ada tabungan. Dia kaget dan baru mau diajak haji setelah yakin dan siap," imbuhnya.
Mereka masuk dalam daftar rombongan jemaah haji tahun 2023. Mereka masuk dalam kloter 66 dari Kota Pasuruan dan akan berangkat Jumat, 16 Juni 2023 mendatang.
"Alhamdulillah, Allah berikan berkah pada pekerjaan saya. Hasil kerja saya bareng suami bisa dipakai bersama-sama pergi ke tanah suci," pungkasnya.
(hil/fat)
