Pensiunan polisi di Ponorogo, Mohammad Wahyudi dikejutkan dengan penemuan granat saat mencangkul singkong di kebunnya. Granat tersebut diduga masih aktif, meskipun kondisinya sudah berkarat.
Warga Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo itu awalnya ingin mengambil singkong di kebun rumahnya. Namun, siapa sangka, pada kedalaman 20 centimeter cangkulnya mengenai benda keras.
"Sekitar jam 9 pagi, saya kan mau ambil singkong. Tapi kemudian cangkul saya mengenai benda keras, awalnya saya kira batu bata tapi setelah saya amati kok mirip granat," tutur Wahyudi kepada wartawan, Senin (12/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyudi menambahkan, granat yang ia temukan dalam kondisi sudah berkarat. Meski begitu, dia khawatir granat tersebut meledak.
"Karena takut, saya lakban supaya aman," imbuh Wahyudi.
Sebab, Wahyudi menyebut, saat diamati pemicu granat diduga masih aktif. Dia pun lantas meletakkan granat tersebut di depan rumahnya sambil menunggu pengamanan dari polisi.
"Saya ambil, kemudian saya ambil dan taruh di tempat tiang bendera itu tadi, saya juga kemudian hubungi teman purna TNI untuk membantu mengamankan granat. Karena kelihatannya masih aktif terus dilakban itu tadi," ujar Wahyudi.
Menurutnya, granat yang ia temukan kemungkinan sisa perang kemerdekaan zaman dahulu. Meski saat ini kawasan tersebut dibangun perumahan, ternyata masih ada granat yang terpendam di dalam tanah di tempat ia menanam singkong.
"Kalau seperti ini ditemukan, kemungkinan lebih dalam lagi ada (granat), nanti kalau bangun (rumah) di situ kita sarankan hati-hati. Kelihatannya zaman belanda, granat nanas itu," terang Wahyudi.
Sementara itu Kapolsek Ponorogo Iptu Muhammad Mustofa Sahid menuturkan, pihaknya akan mengamankan temuan granat ini ke Polsek Kota untuk keamanan dan penindakan lebih lanjut. Granat selanjutnya dievakuasi menggunakan kardus yang diberi pasir untuk menahan getaran dan diangkut menggunakan kendaraan patroli menuju Polsek Ponorogo.
"Kalau kondisinya sementara kita lihat masih aktif, tapi kita tidak tahu, itu sudah karatan," pungkas Sahid.
(hil/iwd)