Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) per 1 Juni mulai diberlakukan. Pola perjalanan dan jadwal penumpang turut berubah. Penumpang pun merasakan dampaknya, mulai rebutan tempat duduk hingga berubahnya jadwal perjalanan kereta api.
Perubahan jadwal dan perjalanan KA lokal atau KAI Commuter juga dirasakan penumpang jurusan Pasar Turi Surabaya ke Babat Lamongan hingga Bojonegoro atau sebaliknya. Bahkan, komuter membuka perjalanan dari Sidoarjo hingga Bojonegoro.
Dari pantauan detikJatim, tiap gerbong tampak beberapa orang berdiri atau duduk lesehan di komuter. Bahkan, tampak seorang ibu hamil (bumil) turut duduk di bawah sejak Stasiun Pasar Turi. Namun, seorang penumpang perempuan berjilbab menawarkan tempat duduknya saat berada di Stasiun Cerme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang jadwal perjalanan penumpang dimajukan. Baik dari Pasar Turi Surabaya ke Babat Lamongan atau sebaliknya. Jadi harus datang lebih pagi," kata salah satu penumpang KAI Commuter, Khoirul kepada detikJatim, Senin (12/6/2023).
Pria yang bekerja di Hotel Wyndham Surabaya ini sempat kalang kabut dengan perubahan per 1 Juni 2023 dan harus merogoh kocek lebih banyak daripada sebelumnya.
"Sebelum ada perubahan, pulang pergi itu hanya Rp 5 ribu saja. Sejak ada perubahan, jadwal keberangkatan lebih awal. Masa saya habis subuh berangkat dari rumah, belum ketemu anak-anak. Berangkat pagi, anak-anak belum bangun, datang malam anak-anak sudah tidur," jelasnya panjang lebar.
Dia menceritakan, sejak perubahan jadwal tersebut, Khoirul terpaksa membeli tiket agak siang seharga Rp 13 ribu. Itu untuk keberangkatan dari Lamongan ke Surabaya. Namun dirinya harus lesehan, karena sudah tidak mendapat kursi.
"Yang agak siang kan keberangkatan dari Bojonegoro. Jadi penumpang sangat banyak. Biasanya bisa dapat kursi, sekarang ya pasrah kalau dapat lesehan di depan toilet," tambahnya.
Sementara salah satu penumpang, Andi Eko Saputro (60), warga Desa Deket Permai, Lamongan mengaku pasrah dengan kebijakan baru dari Gapeka per 1 Juni.
"Kalau sekarang naik kereta lebih murah kenapa tidak harus naik kereta saja. Meskipun harus lebih pagi datang ke stasiun, karena keadaannya seperti ini ya kita lanjut," jelasnya.
Saat ini keberangkatan dari Lamongan menuju Surabaya pukul 05.40 WIB, padahal sebelum ada perubahan, komuter berangkat pukul 06.10 WIB. Begitu pula untuk keberangkatan sore hari saat jam pulang kerja.
"Sekarang kalau naik bus, kalau pekerjaan saya sebagai tukang proyek sekali jalan Rp 40 ribu, ya sudah pilih kereta saja, walaupun lebih pagi. Saya pasrah aja, karena keadaannya seperti ini ya kita lanjut naik kereta saja," tambahnya.
Sementara salah satu anggota Pencinta Kereta Api & Komuter Paguyuban (PPKAK Paguyuban), Budi mengaku perubahan per 1 Juni tersebut membuat rute lebih panjang, namun kereta atau jumlah gerbong masih sama. Sehingga penumpang yang tidak kebagian tempat duduk akhirnya harus lesehan di bawah.
"Kalau keretanya (jumlah gerbong) tetap, tapi rute perjalanan lebih panjang, otomatis penumpang juga banyak. Permintaan dari paguyuban, kalau misalkan ada perubahan, keretanya diganti sehingga tidak ada penumpang overload," jelasnya.
Namun hingga kini desakan dan usulan itu belum diajukan. Hingga kini belum ada tindak lanjut persoalan perubahan tersebut.
"Awalnya pihak KAI Commuter mangajak kami berdiskusi saat ada perubahan. Tapi itu belum kesampaian, karena perubahan itu mendadak," tambahnya.
(dte/fat)