Sekitar 10 ribu warga peserta didik kesetaraan Paket A, B dan C dari seluruh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Banyuwangi dikukuhkan. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengharapkan lulusan pendidikan kesetaraan agar tetap optimis dan berani menorehkan prestasi.
Salah satu contoh lulusan PKBM adalah Kepala Desa Sukojati, Untung Suripno. Ipuk menceritakan, di bawah kepemimpinan Untung, Sukojati memiliki banyak inovasi. Bahkan, Desa Sukojati ditetapkan KPK menjadi desa percontohan anti korupsi dan meraih banyak prestasi lainnya.
"Masih banyak prestasi lain Pak Untung. Ini menjadi bukti bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar. Saya berharap bapak ibu juga bisa sarankan tetangga kiri kanan untuk ikut PKBM," kata Ipuk di hadapan seluruh lulusan PKBM termasuk kepala desa Sukojati, Untung Suripno di Aula Dinas Pendidikan kabupaten Banyuwangi, Minggu (11/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ipuk berharap, warga lulusan program pendidikan akselerasi ini mengambil contoh positif dari apa yang sudah diraih Untung, serta bisa menjadi lebih bersemangat dalam belajar.
Banyuwangi memiliki Program Akselerasi Sekolah Masyarakat (AKSARA) yang dicanangkan pada 2021 lalu. Ini merupakan salah satu upaya mendongkrak angka rerata lama sekolah dan mendukung upaya pemerintah untuk mensukseskan wajib belajar 12 tahun. Program ini mengajak warga Banyuwangi yang belum tuntas SD, SMP dan SMA untuk bersekolah kembali.
Dia menerangkan pendidikan adalah modal penting bagi pembangunan manusia di Banyuwangi. Karenanya, Ipuk berpesan, agar warga belajar yang sudah dikukuhkan untuk tidak berhenti belajar.
"Belajar itu seumur hidup, kita harus terus belajar agar tidak stagnan. Yang menyelesaikan paket A, langsung kejar paket B, yang sudah selesai paket B bisa ambil paket C. Pengelola PKBM juga tingkatkan modul pembelajarannya," pesan Ipuk.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno menyampaikan sebanyak 10.057 siswa belajar telah berhasil dikukuhkan. Jumlah ini tertinggi di seluruh Indonesia.
Atas pencapaian itu, Banyuwangi mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesi (MURI) sebagai pengukuhan pendidikan kesetaraan dengan jumlah terbanyak. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri.
"Dengan rekor ini menjadi bukti keseriusan Banyuwangi bangun sumber daya manusia berkualitas melalui pendidikan," kata Ngadri.
Selain digelar di Aula Dinas Pendidikan, pengukuhan dilaksanakan serentak secara hybrid di 80 PKBM yang tersebar di Banyuwangi.
(dpe/fat)