Selama dua hari, Kota Surabaya diguyur hujan. Padahal saat ini masuk musim kemarau. Hujan melanda Surabaya Rabu (7/6/2023) malam dan Kamis (8/6/2023) pagi.
Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto mengatakan, hujan yang melanda sejumlah kawasan di Kota Pahlawan bukan dampak fenomena alam. Menurutnya, hal itu wajar dan kerap terjadi di daerah tertentu, termasuk Surabaya.
"Untuk kejadian hujan saat ini terjadi karena pengaruh lokal saja, sehingga hujannya tidak sampai meluas hanya dalam lingkup lokal atau sempit dalam sebuah wilayah," kata Ady saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (8/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ady menjelaskan, hal itu dikarenakan uap air yang masih berkumpul di awan. Sehingga, ketika kemarau berlangsung, awan tersebut masih bisa mengeluarkan air hujan dan mengguyur daratan di bawahnya.
"Diakibatkan masih signifikannya jumlah uap air yang ada di atmosfer," ujarnya.
Ady menegaskan untuk musim kemarau yang normal, bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Menurut dia, hujan yang dihasilkan pada periode kemarau ini biasanya kurang dari ambang batas yang ditetapkan BMKG, yaitu kurang dari 50 mm per 10 hari berturut-turut atau kurang dari 150 mm per 30 hari.
"Di musim kemarau bisa saja terjadi hujan, umumnya hanya hujan ringan hingga sedang tanpa disertai angin kencang dan petir," tuturnya.
(pfr/fat)