Wabah Lumpy Skin Disease Pengaruhi Penjualan Sapi di Blitar Jelang Idul Adha

Wabah Lumpy Skin Disease Pengaruhi Penjualan Sapi di Blitar Jelang Idul Adha

Erliana Riady - detikJatim
Rabu, 07 Jun 2023 12:14 WIB
Wabah LSD Pengaruhi Penjualan Sapi di Blitar Jelang Idul Adha
Wabah LSD Pengaruhi Penjualan Sapi di Blitar Jelang Idul Adha Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Wabah Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius mempengaruhi penjualan sapi di Kabupaten Blitar jelang Idul Adha. Meski ada kenaikan harga, namun jumlah pembelian mengalami penurunan.

Peternak mengaku belum ada kenaikan penjualan ternak sapi mereka secara signifikan. Seperti pengakuan Supandi, peternak sapi di Desa Sumberurip Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar ini.

Meski sapi-sapi ternaknya tidak terjangkit wabah penyakit, namun masih banyak sapi yang terkena penyakit di wilayahnya membuat penjualan sapi dari kandangnya menurun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya sebulan sebelum Idul Adha sudah banyak yang beli di sini. Tapi sampai sekarang masih sepi-sepi saja. Ya tetap ada yang beli karena sapi di kandang saya tidak pernah terserang penyakit. Pekan ini dua sapi terjual. Biasanya sudah lebih dari itu (Jelang 3 minggu Idul Adha)," kata Supandi kepada detikJatim, Rabu (7/5/2023).

Supandi mengaku tidak pernah membawa sapi yang akan dijual ke pasar hewan. Selain menghindari penularan penyakit, juga proses tawar menawar harga akan lebih cepat tanpa melibatkan makelar. Hal serupa juga banyak dilakukan peternak sapi lainnya. Mereka memilih menawarkan sapi ternaknya secara online, kemudian pembeli akan langsung mendatangi kandangnya.

ADVERTISEMENT

Sementara Data Disnakkan Pemkab Blitar mencatat sejak Juni 2022-2023, sebanyak 83 sapi terjangkit LSD. Dengan wilayah endemi terparah di Kecamatan Selopuro. Dari jumlah itu, kasus aktif sampai saat ini 33 sapi dengan jumlah kematian 1 ekor. Sedangkan sisanya sembuh.

Kabid Budidaya dan Peternakan Disnakkan Pemkab Blitar Idriawan Wicaksono menyatakan, wabah penyakit sapi, baik PMK ataupun LSD sekarang mempengaruhi jumlah penjualan sapi di momen Idul Adha 2023.

"Kami memantaunya dari Pasar Hewan Wlingi ya. Memang ada pengaruhnya. Tapi belum terlalu signifikan, karena biasanya dua pekan jelang Idul Adha itu tampak jelas dari angka. Selasa itu hanya 39 sapi yang dibawa ke pasar," ungkapnya.

Dari jumlah sapi yang dibawa ke pasar ini menunjukkan kelesuan peternak dan kehati-hatian mereka. Karena biasanya, jumlah itu bisa dua kali lipatnya, apalagi menjelang momen Idul Adha. Pasar hewan Wlingi sendiri tiga kali pasaran dalam sepekan. Yakni hari Selasa, Kamis dan Sabtu.

"Penjualan memang ada pengaruh. Tapi harga ada kenaikan antara Rp 1 sampai 2 juta per ekor dengan berat sekitar 4 sampai 6 kuintal. Sekarang harganya di kisaran Rp 22-25 juta per ekornya," pungkasnya.




(abq/fat)


Hide Ads