Keluarga Masriah akhirnya buka suara tentang perilaku perempuan itu yang telah meneror tetangganya bernama Wiwik, dengan menyiramkan air kencing dan tinja. Bukan hanya Wiwik, keluarga besarnya sendiri ternyata pernah menjadi korban teror Masriah.
Hal itu diungkapkan oleh keponakan Masriah bernama Aji (27). Dia menyebutkan bahwa sebenarnya korban teror Masriah itu bukan hanya Wiwik, tapi juga keluarga besarnya sendiri.
"Sebenarnya teror yang dilakukan itu bukan hanya di keluarga Wiwik saja. Namun sebelumnya juga dilakukan ke saudaranya," kata Aji ketika ditemui detikJatim di rumahnya, Senin (5/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan bahwa almarhum orang tuanya pernah cekcok mulut dengan Masriah, selang beberapa hari kemudian Masriah marah dan membuang sampah rumah tangga ke rumahnya.
"Teror itu pernah dilakukan terhadap familinya, termasuk almarhum orang tua kami. Kalau marah langsung buang sampah ke rumah sini," ujarnya Aji.
Adik ipar Masriah, Romlah (57) mengatakan hal senada dengan Aji. Dia juga menyebutkan bahwa Masriah kerap melakukan perbuatan yang tidak pantas itu ke kerabatnya sendiri.
Perbuatan seperti itu, kata Romlah, bahkan sudah dilakukan Masriah sebelum keluarga Wiwik menempati rumah itu. Rumah yang sebelumnya merupakan milik adik kandung Masriah.
"Sudah lama berbuat seperti itu. Korbannya kerabat sendiri," kata Romlah.
Kini, setelah Masriah dijebloskan ke penjara, anak Masriah yang tinggal di rumah berpagar kuning di Desa Jogosatru, Sukodono itu semakin jarang keluar rumah.
Saat detikJatim berupaya menemui keluarga Masriah, tidak satu pun orang yang keluar rumah itu padahal sudah diucapkan salam berkali-kali.
Aji, selaku keponakan Masriah yang tinggal di rumah yang tak lebih dari 100 meter dari rumah Masriah mengatakan bahwa rumah itu belakangan memang lebih sering tertutup.
Terutama setelah Masriah dijebloskan ke penjara. Pagar rumah itu selalu terkunci dan banyak tamu yang harus balik kucing karena tidak dibukakan pintu.
"Sejak Masriah di Lapas, rumahnya selalu tertutup, pintu pagar rumah selalu terkunci. Bila ada tamu yang akan menemui selain kerabatnya tidak bakal ditemui. Sering ada tamu selalu gagal menemuinya," kata Aji.
Aji menjelaskan bahwa sebenarnya rumah itu saat ini juga ditinggali oleh putri Marsiah, UL (29) juga suami dan kedua anaknya. Sementara suami Masriah sendiri jarang pulang. Pulang dua minggu sekali.
"Suami Masriah bekerja sebagai sopir, dia jarang pulang, kalau pulang dua minggu sekali.
(dpe/dte)