Cerita Pelukis Difabel Asal Madiun Naik Haji Setelah Menunggu 12 Tahun

Cerita Pelukis Difabel Asal Madiun Naik Haji Setelah Menunggu 12 Tahun

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 05 Jun 2023 18:53 WIB
pelukis difabel Agus Yusuf Endang Kresno Raden
Pelukis difabel yang akhirnya bisa mewujdukan mimpinya naik haji (Foto: Dok. PPIH Embarkasi Surabaya)
Surabaya -

Keterbatasan fisik, tak menghalangi niat Agus Yusuf Endang Kresno Raden untuk menjalankan rukun Islam ke-5, yaitu haji. Warga Kabupaten Madiun tersebut merupakan seorang pelukis difabel.

Agus terus mengembangkan keahliannya dalam melukis bertaraf internasional, bahkan ia menjadi anggota organisasi pelukis mulut dan kaki di Switzerland.

Agus pun sukses mengubah kekurangannya menjadi kelebihan yang tak dimiliki banyak orang. Kini, ia tak hanya sukses secara materi, tetapi juga secara spiritual, karena tahun ini mendapat panggilan bisa berangkat haji ke tanah suci Makkah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jemaah haji kloter 15 ini berprofesi pelukis difabel yang menggunakan kaki dan mulut sebagai pengganti kedua tangannya. Berkat talenta besar yang dimiliki, Agus sekarang menjadi anggota Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMPFA) yang berpusat di Switzerland.

pelukis difabel Agus Yusuf Endang Kresno Radenpelukis difabel Agus Yusuf Endang Kresno Raden (Foto: Dok. PPIH Embarkasi Surabaya)

Agus menceritakan ia memulai karier dalam organisasi pelukis mulut dan kaki di AMPFA. Pada tahun 1989, tetangganya membaca pengumuman di majalah HAI dan tertulis bahwa asosiasi tersebut membutuhkan pelukis difabel untuk bergabung bersama.

ADVERTISEMENT

"Mulai dari tingkat awal Student Member hingga kini di Associate Member. Target saya menjadi Full Member yang merupakan tingkat tertinggi. Penilaian tiap tingkat berdasarkan bobot kualitas lukisannya," cerita ayah dua orang anak ini di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Senin (5/6/2023).

Sejak bergabung AMFPA, Agus mulai melebarkan sayapnya di kancah international. Ia pun mengikuti pameran lukisan di berbagai negara mulai Asia, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, Tiongkok hingga Benua Eropa seperti Austria dan Spanyol.

Sebagai anggota AMFPA, jika ada peminat ingin membeli lukisannya, mereka bisa melihat koleksinya melalui website AMFPA.

"Setiap tahun saya setor ke AMFPA sekitar 10-12 lukisan. Yang saya utamakan adalah kualitasnya, jadi bukan asal lukisan," ujar pria 57 tahun ini.

Tak hanya event internasional saja yang diikuti Agus, ia sering pula mengikuti pameran yang ada di dalam negeri. Bahkan, hampir setiap tahun mengikuti pameran di Jatim Expo, Jalan Ahmad Yani, Surabaya.

Bergabung bersama organisasi pelukis internasional ini, ia mendapatkan pundi-pundi rupiah. Uang tersebut ia gunakan untuk menafkahi istri dan pendidikan anak-anaknya.

"Alhamdulillah dengan gaji tersebut saya bisa menghidupi anak istri. Anak saya yang pertama kuliah di Universitas Airlangga (Unair) kelahiran 2004, yang kedua masih di bangku SMA kelahiran 2006," katanya.

Keinginan pergi haji pun sudah lama diimpikan. Saat itu anak-anaknya masih kecil dan baru berani daftar haji pada tahun 2011. Dari hasil melukisnya ini juga , Agus dapat berangkat umrah dua kali sebelum pergi haji.

"Saya mendaftar pada tahun 2011 dan sempat tertunda keberangkatan hajinya karena pandemi. Alhamdulillah pada tahun 2016 dan 2018 saya berkesempatan pergi umroh sebelum berangkat haji," pungkasnya.




(esw/iwd)


Hide Ads