Sejumlah warga Desa Jogosatru RT 1/RW 1, Sukodono, Sidoarjo menggelar tasyakuran usai Masriah dijebloskan ke penjara. Masriah kini mendekam di balik jeruji besi Lapas Sidoarjo usai aksinya melempar air kencing hingga tinja ke rumah Wiwik. Saat tasyakuran berlangsung, ke mana keluarga Masriah?
Pantauan detikJatim, tasyakuran ini digelar di lingkungan rumah Wiwik, di mana tak jauh dari rumah Masriah. Dalam tasyakuran, paling banyak dihadiri oleh emak-emak warga Jogosatru. Sejak pukul 19.00 WIB, mereka menggelar tasyakuran di sebuah gang desa.
Dengan alas tikar dan terpal, kemudian para tetangga Masriah ini mencari beberapa daun pisang, selanjutnya warga menaruh nasi, sambal, lauk ikan asin hingga ayam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menikmati sajian, salah satu warga memimpin doa. Doa ini berisi harapan para warga agar kurungan satu bulan yang didapat Masriah bisa membuatnya jera dan mengubah perilakunya.
Namun dalam tasyakuran, tidak tampak keluarga dari Masriah datang di lokasi. Terlihat Wiwik dan keluarganya datang saat tasyakuran. Wiwik mengaku kaget dengan dukungan yang diberikan para tetangganya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua tetangga, yang telah memberikan dukungan. Kami tidak mengira bahwa warga desa ini memberikan semangat seperti ini," kata Wiwik usai tasyakuran, Minggu (4/6/2023).
Wiwik menyebut dirinya tak tahu adanya acara tasyakuran ini. Begitu diundang oleh warga, Wiwik pun bergegas menghadiri acara tersebut.
"Kami juga tidak mengetahui sebelumnya, diadakan tasyakuran seperti ini. Warga menggelar tasyakuran berdoa agar Ibu Masriah tidak akan mengulangi kesalahannya dan semoga setelah keluar dari lapas mau bergaul ke tetangganya," jelas Wiwik
Salah seorang warga Desa Jogosatru RT 1/RW 1, Raffi (20) mengatakan, syukuran memang sudah direncanakan sebelumnya. Dia menyebut, ulah Masriah membuat lingkungan tak tenteram.
"Sebenarnya warga desa ini sejak dulu hidup dengan tenteram, karena ada peristiwa penyiraman itulah membuat desa tidak tenteram. Maka warga meminta agar Ibu Masriah diberikan sanksi seberat mungkin," kata Raffi, Sabtu (4/6/2023).
"Dengan tasyakuran ini emak-emak berharap Ibu Masriah sadar atas perbuatan yang tidak terpuji itu. Semoga setelah keluar dari Lapas bisa berubah perilaku," imbuh Raffi.
Sebelumnya, Masriah sering melakukan teror penyiraman air kencing dan tinja kepada Wiwik, warga Desa Jogosatru, Kecamatan Sukodono. Teror tersebut dilakukan oleh Masriah sejak tahun 2017.
Penanganan kasus ini pernah dilakukan mediasi di Polsek Sukodono pada tahun 2017. Masriah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, namun Masriah justru kembali melakukan teror tersebut, bahkan hingga sehari tiga kali.
Aksi Masriah ini dilakukan karena rumah yang ditempati Wiwik awalnya merupakan milik adik Masriah. Rumah itu lantas dijual adik Masriah kepada Wiwik.
Namun, Masriah rupanya ingin memilikinya. Ia lalu kerap menyiram air kencing, tinja, air comberan hingga melempar sampah ke rumah Wiwik. Aksi Masriah ini agar Wiwik dan keluarganya tak betah dan akhirnya rumah tersebut dijual murah ke dirinya.
(hil/iwd)