Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku akan tetap cawe-cawe terkait Pemilu 2024 dan kesinambungan pembangunan Indonesia menuju negara maju demi bangsa dan negara. Pernyataan itu direspons sejumlah tokoh politik.
Salah satu yang menyampaikan responsnya adalah Ketua DPD Golkar Jawa Timur M Sarmuji. Dia menyatakan bahwa cawe-cawe yang dilakukan Presiden Jokowi tidak perlu dicurigai secara berlebihan.
"Sepanjang (cawe-cawe) untuk kepentingan transisi kepemimpinan yang baik, dalam koridor demokrasi, sebenarnya tidak ada masalah," kata Sarmuji saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (30/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini menyebut sah-sah saja Presiden Jokowi ikut campur dalam proses transisi masa kepemimpinannya ke pemimpin yang baru. Dengan transisi yang baik, Sarmuji menyatakan keberlangsungan pembangunan Indonesia akan berlanjut dengan baik.
"Tugas seorang pemimpin bukan saja untuk melaksanakan pembangunan dalam periode kepemimpinannya tetapi juga dapat mentransisikan kepemimpinan berlangsung dengan baik untuk menjamin keberlanjutan tercapainya visi negara," terangnya.
Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Negeri Jember (KAUJE) itu kembali meminta semua pihak tidak curiga berlebihan kepada Jokowi. Menurutnya Jokowi sedang menjamin proses demokrasi berjalan baik.
"Tidak perlu ada kecurigaan berlebihan jika Pak Jokowi terlibat dalam proses transisi kepemimpinan itu, kesinambungan pembangunan tentu akan berdampak baik untuk Indonesia," tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan alasannya akan tetap cawe-cawe di Pemilu 2024. Menurutnya Indonesia hanya memiliki waktu 13 tahun ke depan demi menjadi negara maju.
Untuk saat ini Jokowi menyebut Indonesia ada di posisi upper middle income. Sedangkan untuk menjadi negara maju, pendapatan per kapita Indonesia harus berada di kisaran USD 10.000 per tahun.
"Kita ini sekarang ada di middle income walaupun di level upper tapi kita masih di level middle income. Nah untuk keluar dari middle income itu, untuk jadi negara maju itu perolehan pendapatan per kapitanya minimal 10 ribu," kata Jokowi.
"Untuk bisa keluar kita cuma punya waktu 13 tahun dan itu sangat-sangat tergantung pada calon presiden di masa yang akan datang yang akan bisa membawa Indonesia ke next level, karena alasan itulah kemudian saya akan cawe-cawe untuk itu," imbuh Jokowi.
(dpe/iwd)