Museum Kanker Indonesia di Surabaya memiliki konsep yang unik. Di dalamnya ada ruang Sepenuh Asa, tempat edukasi kanker serviks dan payudara.
Museum yang beroperasi sejak 2013 ini berada di Jalan Kayoon No 16-18, Kecamatan Genteng. detikers bisa mengunjungi museum ini mulai pukul 08.00-20.00 WIB.
Museum yang penuh akan artefak jaringan kanker ini terlihat sederhana. Namun penuh makna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berbagai kalangan komunitas dan masyarakat umum telah mendapat penyuluhan terkait kanker melalui acara penyuluhan yang diselenggarakan di museum ini," kata bendahara sekaligus pemandu di museum itu, Syamsudin kepada detikJatim, Kamis (25/5/2023).
Uniknya, salah satu ruangan di museum didedikasikan untuk edukasi bagi wanita seputar kanker serviks. Ruangan tersebut bernama ruang Sepenuh Asa.
Ruang Sepenuh Asa sering menjadi tempat penyuluhan bagi kaum hawa agar lebih aware terhadap penyakit itu. Pengelola museum bekerja sama dengan berbagai komunitas untuk mengadakan penyuluhan mengenai kanker.
Sejak klinik di Yayasan Kanker Wisnuwardana ditutup, seorang dokter sekaligus pendiri Museum Kanker Indonesia-YKW, dr. Ananto Sidohutomo memutar otak untuk membuat ruang Sepenuh Asa.
Itu merupakan ruang khusus edukasi mengenai kanker serviks dan kanker payudara. Di ruangan tersebut ada alat pap smear dan manekin untuk edukasi.
Ruang Sepenuh Asa diresmikan pada 2019 oleh Ny. Hj. Fatma Saifullah Yusuf. Fatma merupakan istri dari Wakil Gubernur Jatim pada saat itu, Saifullah Yusuf.
Sejak saat itu, ruangan ini menjadi tempat penyuluhan bagi wanita agar lebih menyadari akan bahaya kanker payudara dan serviks. Banyak pelajar dan masyarakat dari berbagai daerah yang mengunjungi museum ini.
Mereka diberi penyuluhan seputar kanker. Belajar mengenai jenis-jenis kanker, cara pencegahan, penanganan serta deteksi dini atas penyakit ini. Biasanya, yang memberi penyuluhan adalah dr. Ananto sebagai pendiri museum.
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit mematikan yang menyerang wanita. Dengan alat penghitung yang ada di museum, ada 380.861 wanita yang meninggal akibat penyakit ini di seluruh dunia.
(sun/iwd)