Anies Baswedan buka suara terkait dirinya yang dilaporkan oleh relawan Ganjar Pranowo (GP) Center. Anies dipolisikan lantaran membandingkan pembangunan jalan masa pemerintahan saat ini dengan era Presiden k-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato politiknya. Belakangan Bareskrim menolak laporan itu karena kurang bukti.
Anies mengatakan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi dan terbuka. Sehingga, setiap orang yang ingin menyampaikan pendapat maupun mengungkapkan pikiran tidak akan dihalangi selama sesuai dengan ketentuan yang ada.
"Banyak sekali tulisan, cerita yang disampaikan dan itu tidak perlu saya sebutkan. Kita menunjukkan bahwa ini adalah negeri yang terbuka dan demokratis," kata Anies di Pondok Pesantren Darul Mutaqin, Desa Jeru, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Rabu (24/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Anies, sah-sah saja bagi seluruh Warga Negara Indonesia untuk menyampaikan pendapat. Negara, kata Anies, harusnya melindungi kebebasan berpendapat.
"Sampaikan pendapat tidak masalah selama tidak melanggar pidana, arena yang dilarang itu kan melakukan tindak pidana. Kalau mengungkapkan pikiran itu harusnya dilindungi oleh undang-undang," imbuhnya.
Pidato Anies di Milad PKS
Mengutip detikNews , Anies Baswedan dilaporkan atas pidato politiknya di Milad PKS di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (20/5) lalu. Relawan GP Center sebagai pelapor menyebut bahwa data yang disampaikan Anies dalam pidatonya tidak valid. Sehingga, pernyataan tersebut bikin gaduh media sosial.
Awalnya, Anies mengatakan era Jokowi berhasil membangun jalan tol terpanjang, yaitu 1.569 kilometer dari total jalan tol saat ini 2.499 kilometer.
"Pemerintah kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang di periode sebelumnya, 63 persen dari seluruh jalan tol berbayar di Indonesia itu dibangun di masa sekarang, sepanjang 1.569 km dari total 2.499 km, itu adalah jalan berbayar," ucap Anies.
Namun, menurut Anies, bagaimana dengan jalan tak berbayar yang bisa digunakan seluruh masyarakat tanpa ada biaya tambahan lainnya. Sementara pada era Jokowi hanya berhasil membangun jalan kurang lebih sepanjang 19 ribu kilometer.
"Saya bandingkan dengan pemerintahan yang lalu, di jaman pak SBY jalan tak berbayar yang dibangun sepanjang 144 ribu atau 7,5 kali lipat," ujarnya.
Tak hanya itu, Anies kemudian mendetailkan perbandingan jalan yang dibangun oleh pemerintah pusat, yaitu jalan nasional. Selama Jokowi memimpin negeri, hanya sekitar 500 kilometer jalan nasional yang terbangun, sedangkan era SBY bisa 20 kali lipat dari pencapaian Jokowi saat ini.
"Jika dibandingkan dengan jalan nasional, di pemerintahan ini membangun jalan nasional membangun sepanjang 500 kilometer, di era 10 tahun sebelumnya 11.800 kilometer, 20 kali lipat," kata Anies.
(dpe/dte)