Yuk Belajar Lagi soal Tenggang Rasa dan Adab Bertetangga!

Yuk Belajar Lagi soal Tenggang Rasa dan Adab Bertetangga!

Nanda Syafira - detikJatim
Selasa, 23 Mei 2023 13:06 WIB
Tembok yang didirikan tetangga tepat di depan akses rumah warga Tuban.
Tembok yang didirikan di depan akses rumah warga Tuban/Foto: Ainur Rofiq/detikJatim
Surabaya -

Soal tenggang rasa tentu saja sudah tidak asing di telinga. Sebab pada umumnya, orang menerima pelajaran tenggang rasa saat duduk di bangku sekolah dasar.

Namun tak ada salahnya untuk membahasnya kembali, sebagai pengingat dalam berperilaku. Agar lebih bijak dalam berkehidupan sosial.

Tenggang Rasa:

1. Apa Itu Tenggang Rasa?

Dalam situs Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud dijelaskan, makna tenggang rasa dalam KBBI ialah sikap dapat (ikut) menghargai dan menghormati perasaan orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip detikEdu, tenggang rasa bermakna sikap atau tanggapan untuk peka terhadap hal-hal yang diterima oleh indra dan pendapat orang lain. Sikap tenggang rasa menghendaki setiap orang untuk melakukan hal-hal yang baik, dan menghindari perilaku yang mengganggu orang lain.

Dalam buku Pluralisme dalam Bingkai Budaya yang disusun Dr Yunus dan Subhan Fadli dijelaskan, dengan menerapkan sikap tenggang rasa, seseorang akan terhindar dari gesekan-gesekan yang dapat menjadi pemicu konflik di masyarakat.

ADVERTISEMENT

Sikap tersebut harus dipahami dan dimiliki setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat. Baik di lingkungan tempat tinggal, sekolah, maupun tempat kerja.

Masridah dalam skripsinya yang berjudul Peran Guru BK untuk Meningkatkan Sikap Tenggang Rasa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di MTsN 1 Medan, menjelaskan tenggang rasa dapat mendatangkan kebaikan, kelembutan, dan kesabaran.

Tenggang rasa juga merupakan perwujudan sila kedua Pancasila yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. Seperti yang tercantum dalam jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Implementasi Sikap Tenggang Rasa Dalam Menggunakan Media Sosial WhatsApp yang disusun Dea Ramadhanyaty dkk.

Sila kedua Pancasila mengajarkan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dengan bersikap mengakui adanya persamaan derajat, mengembangkan sikap saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena-mena dengan orang lain, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan serta saling menghormati.

Tenggang rasa juga membantu untuk menyadari setiap orang telah berusaha berbuat yang terbaik sesuai dengan kemampuannya. Menerima orang lain sebagaimana adanya dan membiarkan mereka berbeda, merupakan suatu hal yang tidak ternilai harganya.

Dalam adab bertetangga, tenggang rasa menjadi hal yang harus dimiliki setiap orang. Sebagai manusia yang hidup di lingkungan masyarakat, pasti memiliki perbedaan antara satu individu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, peran tenggang rasa akan membuat kehidupan bermasyarakat menjadi lebih harmonis.

Tenggang rasa tidak hanya kepada perbedaan fisik semata. Melainkan juga perbedaan pendapat dan pandangan hidup.

2. Unsur Tenggang Rasa

Mengutip jurnal berjudul Menumbuhkan Sikap Tenggang Rasa antar Siswa dalam Pembelajaran Melalui Metode AI (Apreciative Inquiry) yang disusun Agustina Iriyanti dkk, tenggang rasa memiliki beberapa unsur seperti berikut ini:

  • Menghormati hak-hak orang lain
  • Memiliki rasa sayang terhadap orang lain
  • Menjaga sikap, perkataan dan tingkah laku yang dapat membuat orang lain tersinggung.

3. Mengapa Harus Berbaik Sikap Kepada Tetangga?

Berbaik sikap kepada tetangga tak hanya bermanfaat bagi para tetangga. Melainkan juga bermanfaat bagi diri sendiri.

Selain keluarga dan sanak saudara, tetangga merupakan orang terdekat yang dapat menolong kita jika suatu saat terjadi keadaan darurat. Biasanya, tetangga juga menjadi orang yang pertama kali dihubungi untuk meminta pertolongan.

Dengan membangun kerukunan antartetangga, maka hubungan dapat terjalin dengan baik. Yang kemudian menciptakan lingkungan masyarakat yang harmonis.

Oleh karena itu, dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi antartetangga, sudah sepatutnya diselesaikan secara kekeluargaan dan adil. Itu agar tak menggiring pada perselisihan yang lebih besar di masa depan.

4. Contoh Konflik Antartetangga di Jatim

Dalam beberapa pekan terakhir, terjadi konflik antartetangga di Jatim. Salah satunya ada warga yang sengaja membuang air kencing dan tinja ke rumah tetangga. Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Sukodono, Sidoarjo.

Kemudian baru-baru ini, viral warga Tuban menutup akses keluar masuk rumah tetangga. Seperti di ketahui, masalah itu dipicu hal sepele. Peristiwa itu terjadi di Desa/Kecamatan Tambakboyo.

Saat ini, warga Sidoarjo yang membuang air kencing dan tinja ke rumah tetangga sudah ditetapkan sebagai tersangka. Kemudian tembok yang menutup akses keluar masuk rumah di Tuban akan segera dibongkar.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads