Apa Itu Skizofrenia? Ini Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Apa Itu Skizofrenia? Ini Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Nanda Syafira - detikJatim
Selasa, 23 Mei 2023 08:30 WIB
Ilmuwan Temukan Mutasi Genetika yang Memicu Risiko Penyakit Skizofrenia
Ilustrasi/Foto: DW (SoftNews)
Surabaya -

Hari Skizofrenia Sedunia atau World Schizophrenia Awareness Day diperingati setiap 24 Mei. Skizofrenia merupakan suatu kondisi gangguan mental.

Mengutip situs National Today, peringatan ini menjadi momen untuk meruntuhkan stigma terhadap pengidap skizofrenia, yang terkadang digambarkan keliru.

Peringatan ini juga didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kepedulian terhadap skizofrenia dan para pengidapnya. Dalam data WHO, gangguan ini telah mempengaruhi lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Skizofrenia:

1. Gejala Skizofrenia

Mengutip laman Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi, skizofrenia merupakan suatu kondisi gangguan mental yang mempengaruhi gangguan penilaian realitas. Gejalanya, pengidap kesulitan dalam membedakan mana yang nyata dan tidak.

Gangguan ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan zat biokimia (neurotransmiter), di dalam saraf otak penderita. Gangguan mental ditandai gejala psikotik persisten yang mempengaruhi saraf otak pengidap. Sehingga terjadi perubahan dalam sikap, perilaku, dan cara pemikiran dari penderitanya, seperti:

ADVERTISEMENT
  • Halusinasi (pendengaran, penglihatan yang salah atau tidak nyata).
  • Pemikiran delusi dan disosiasi dari kenyataan (adanya keyakinan yang salah seperti yakin ada yang hendak berbuat jahat atau membunuhnya, curiga berlebihan, merasa ada yang membicarakan atau memperhatikannya, maupun merasa dirinya memiliki kekuatan tertentu yang tidak nyata).
  • Pikiran dan perilaku yang tidak teratur (pembicaraan ngaco atau tidak nyambung, sulit memahami perkataan, emosi tidak stabil, mengisolasi diri, serta gangguan fungsi kognitif lainnya).

Biasanya, gejala mulai terjadi ketika pasien berusia dua puluhan. Meski begitu, dalam kasus yang jarang terjadi, gejala ini juga dapat muncul pada masa kanak-kanak.

Kondisi kesehatan yang bergejala mirip dengan skizofrenia pertama kali dicatat pada tahun 1700-an. Gangguan itu baru terdaftar dan diakui pada awal tahun 1900-an, yakni ketika seorang psikiater Eugen Bleuler menciptakan nama skizofrenia.

Meskipun telah terdaftar sejak 1900-an, perawatan yang tepat dengan mengikuti prosedur medis manusiawi yang sah, baru diadopsi sekitar tahun 1980. Tepatnya ketika pengobatan antipsikotik yang sesuai diperkenalkan, dan sudah ada revolusi dalam perawatan psikiatri secara umum.

Skizofrenia adalah gangguan yang dapat diobati. Dalam beberapa kasus bahkan dapat disembuhkan. Melalui pengobatan dan psikoterapi yang tepat, kondisi pasien dapat semakin membaik.

Meski begitu, masih banyak orang di luar sana dengan gejala skizofrenia yang belum mendapatkan penanganan. Bahkan beberapa di antaranya mendapat stigma yang tidak tepat.

Itu mengapa Hari Kesadaran Skizofrenia Sedunia digaungkan. Sehingga pasien, orang-orang di sekitarnya, serta semua orang dari seluruh dunia dapat mempelajari lebih lanjut tentang gangguan ini, serta mengetahui cara membantu pengidapnya untuk menjangkau tindakan penanganan.

2. Penyebab Skizofrenia

Rumah Sakit dr H Marzoeki Mahdi Bogor melalui laman resminya menjabarkan beberapa hal, yang dapat menyebabkan gangguan skizofrenia. Di antaranya sebagai berikut:

  • Melalui faktor genetik, yakni mereka dengan anggota keluarga yang menderita masalah/gangguan kejiwaan, lebih rentan untuk terkena gangguan skizofrenia.
  • Terdapat penyakit berat yang sebelumnya diderita yakni seperti kejang, penyakit tiroid, riwayat trauma kepala, penggunaan narkoba.
  • Mengalami situasi kehidupan yang berat yang menyebabkan stres secara psikologis seperti adanya kekecewaan, keinginan yang tidak tercapai, kehilangan, dan lain-lain.

3. Penanganan Skizofrenia

Farmakologi (obat-obatan)

Obat-obatan yang diberikan kepada penderita skizofrenia termasuk ke dalam golongan antipsikotik. Yaitu obat yang jika dikonsumsi secara tepat, maka dapat menstabilkan kembali zat kimia di otak penderitanya.

Ada 2 golongan obat yang digunakan dalam penanganan, yaitu generasi lama dan generasi baru. Kedua golongan obat ini sejatinya memiliki manfaat atau khasiat yang sama, hanya saja memiliki perbedaan pada efek samping dan spektrum terapinya.

Pemberian obat antipsikotik untuk skizofrenia dapat dilakukan dengan beberapa cara. Yaitu melalui tablet dan sirup yang diminum, suntik jangka pendek, maupun suntik jangka panjang.

Psikoterapi (terapi dengan percakapan)

Psikoterapi adalah suatu bentuk terapi dengan percakapan. Hal ini disebabkan karena pasien-pasien skizofrenia membutuhkan suatu percakapan yang produktif dan konstruktif, untuk mengubah sudut pandangnya terhadap suatu hal. Harapannya, pasien akan memiliki cara berpikir yang baru dalam menghadapi kehidupan.

Rehabilitasi Psikososial (mengembalikan fungsi-fungsi yang sudah hilang)

Rehabilitasi psikososial memegang peranan penting dalam terapi skizofrenia. Sebab, biasanya pasien skizofrenia memiliki banyak disabilitas yang membuat dirinya tidak bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, seperti kemampuan mengurus diri, berkomunikasi, dan merencanakan sesuatu.

Rehabilitasi psikososial terdiri dari berbagai upaya yang dapat membantu pasien skizofrenia mampu kembali dan menjadi bagian dari masyarakat, serta produktif dalam menjalani hidupnya.

Beberapa terapi yang dapat diberikan berupa latihan keterampilan sosial, latihan okupasi dan vokasional, psikoedukasi, remediasi kognitif dan terapi lainnya akan membuat pasien kembali pada fungsinya yang semula, sehingga masa depan yang cerah bisa diraih.

Sudah saatnya masyarakat global menghapus stigma yang tidak tepat kepada para penderita skizofrenia. Mulai saat ini, masyarakat mestinya dapat saling membantu setiap orang di sekitar lingkungannya, yang memiliki tanda-tanda gejala skizofrenia untuk segera mendapatkan hak penanganan.

Sehingga yang bersangkutan dapat melanjutkan kehidupannya dengan lebih baik. Juga harus mendapat dukungan penuh dari lingkungan sekitarnya.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads