Makam di TPU Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, dicat warna-warni. Pengecatan itu disebut bukan program Pemerintah Desa (Pemdes) setempat.
Kades Jatiguwi Enggar Sri Wahyuningtyas mengakui bahwa ide mengecat nisan makam warna-warni untuk menghilangkan kesan angker muncul dari pemerintah desa. Namun, untuk merealisasikan program tersebut, Pemdes terbentur kemampuan anggaran.
"Ide awal kita (Pemdes), tapi masalahnya di anggaran. Tujuannya agar terlihat bersih dan tidak angker," ujar Enggar kepada detikJatim saat dikonfirmasi, Senin (22/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah persoalan kemampuan anggaran itu, lanjut Enggar, ada salah satu warga yang kemudian punya niat melakukan pengecatan di makam keluarganya.
"Kemudian ada ahli waris yang berniat melakukan pengecatan. Tahu gitu kemudian menyumbang cat dan tenaga kerjanya sekaligus," bebernya.
Enggar memastikan bahwa pengecatan makam bukan menggunakan anggaran Pemdes Jatiguwi. Melainkan bantuan dari donatur yakni warga yang juga ahli waris.
"Jadi murni donatur dari warga, bukan pakai anggaran desa. Tentunya kami bersyukur ide awal bisa terealisasi," tegasnya.
Seperti diberitakan, makam yang ada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang berbeda dari pemakaman lainnya. Bila umumnya nisan makam berwarna putih atau kijing berhias batu marmer dan sebagainya, di TPU ini nisan dan kijing makam dicat warna-warni dengan warna yang mencolok.
(mua/iwd)