Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diperingati setiap 20 Mei. Berdirinya Budi Utomo disebut sebagai cikal bakal Harkitnas.
Peringatan ini mengenang pergerakan rakyat, utamanya di kalangan muda dan terpelajar dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kebangkitan nasional terwujud pada awal abad ke-20. Sebab pada masa-masa sebelumnya, pergerakan rakyat masih bersifat kedaerahan dan belum memiliki unsur nasionalisme yang kuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip laman resmi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, mulanya Pemerintah Belanda memberlakukan politik etis untuk masyarakat pribumi. Kebijakan itu dinilai menguntungkan bagi Belanda.
Namun di balik itu, hadirnya pribumi terpelajar menjadi tonggak awal kemerdekaan Indonesia. Hadirnya pergerakan itu bermula saat para cendekiawan sadar akan konsep kebebasan dan demokrasi, hingga menyuarakan kebangkitan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional.
Kesadaran itu mengantarkan pada terbentuknya rasa nasionalisme dan persatuan bangsa untuk meraih kebebasan. Berdirinya organisasi Budi Utomo disebutkan sebagai cikal bakal diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional.
Hari Kebangkitan Nasional
1. Sejarah Hari Kebangkitan Nasional
Budi Utomo didirikan Dr Soetomo bersama para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen' (STOVIA) pada 20 Mei 1908, di Jalan Abdulrahman Saleh No 26 Jakarta. Budi Utomo didirikan berdasarkan gagasan Dr Wahidin Sudirohusodo, yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa Indonesia.
Organisasi itu kemudian terbentuk dengan tujuan utama mencerdaskan kehidupan berbangsa. Budi Utomo merupakan organisasi modern pertama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Terbentuknya Budi Utomo merupakan awal gerakan para pemuda dalam meraih kemerdekaan Indonesia, yang saat itu masih menjadi negara jajahan. Serta mengilhami gerakan organisasi lainnya seperti hadirnya Sarekat Islam, Muhammadiyah dan Indische Partij.
Budi Utomo disebut sebagai pelopor dari gerakan-gerakan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, sehingga gerakan yang tadinya hanya bersifat kedaerahan meluas menjadi skala nasional.
Dalam perkembangannya, keanggotaan Budi Utomo yang mulanya hanya berfokus di wilayah Jawa dan Madura, kemudian meluas hingga ke wilayah Bali, seperti yang dilansir dari laman resmi SMAN 13 Semarang.
Keanggotaan Budi Utomo tak membatasi pada keturunan, kelamin hingga agama. Kemudahan dalam bergabung dengan organisasi ini membuat peningkatan pesat pada keanggotaan Budi Utomo.
Pada Oktober 1908, Budi Utomo menyelenggarakan kongres pertamanya di Yogyakarta. Pada momen tersebut, keanggotaan Budi Utomo bertambah hingga menjadi 1.200 anggota.
Pada perkembangan selanjutnya di tahun 1920, organisasi Budi Utomo mulai menerima anggota dari masyarakat biasa, yang menandakan organisasi itu merupakan organisasi pergerakan rakyat.
Presiden Soekarno mencetuskan adanya Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan tanggal pendirian Budi Utomo pada 20 Mei. Hari Kebangkitan Nasional mulai diperingati pada 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Pada momen tersebut, Presiden Soekarno berpidato tentang kebangkitan nasional. Setelah itu, setiap tahunnya pada tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2. Faktor yang Mendorong Kebangkitan Nasional
Mengutip situs Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, adanya kebangkitan nasional didasari faktor-faktor pendorong. Secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor Internal
- Penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan.
- Kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit.
- Munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.
Faktor Ekternal
- Timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme.
- Munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan Gandhisme.
- Kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.
Dalam laman Kemenkumham Kanwil Jawa Timur dijelaskan, Kepala Divisi Pemasyarakatan menyuarakan bahwa peringatan Harkitnas akan menjadi penting apabila nilai-nilai kebangsaan, persatuan dan kesatuan, kejujuran serta nilai kebersamaan yang menjadi ciri Ke-Indonesia-an dapat dijadikan suatu energi bagi langkah ke depannya.
Sekaligus menjadi renungan dan evaluasi, sejauh mana semangat nasionalisme tersebut terimplementasi dalam setiap potensi, profesi, tugas dan tanggung jawab masyarakat Indonesia.
3. Tema Hari Kebangkitan Nasional 2023
Berdasarkan Surat Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 241/M.KOMINFO/HM.04.01/05/2023, Hari Kebangkitan Nasional 2023 atau yang ke-115 mengangkat tema Semangat untuk Bangkit.
Peringatan ini bertujuan untuk terus semangat dalam memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme sebagai landasan dasar dalam persatuan dan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan moral dan etika berbangsa dan bernegara, mempererat persaudaraan untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa kita ke depan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(sun/iwd)