Kekerasan dan pelecehan terhadap anak di bawah umur masih ditemukan di Surabaya. Beberapa pekan lalu terdapat 3 kasus, salah satunya bahkan berujung pembunuhan sadis di Gudang Peluru, Kedung Cowek.
Pemkot dan Polrestabes Surabaya pun berupaya mengantisipasi kasus pelecehan dan kekerasan yang terjadi di Kota Pahlawan dengan memberi pembekalan kepada pelajar di sekolah. Mereka mengingatkan pentingnya pengawasan orang tua kepada anak.
"Ini perlu ada suatu kerja sama dengan pihak terkait tentang penanganan terhadap anak bahwa yang paling utama adalah tingkat pengawasan dari orang tua dan orang terdekat. Itu paling penting," tegas Kapolrestabes Surabaya Kombes Pasma Royce saat ditemui detikJatim di Balai Kota, Kamis (18/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya juga berkeliling ke sekolah-sekolah memberikan materi pembekalan ke para siswa agar lebih taat hukum, baik di sekolah, rumah, maupun di luar rumah. Harapannya, para pelajar bisa terhindar dari tindak kejahatan.
"Selama itu kami masih terus berjalan untuk memberikan sosialisasi dan imbauan kepada sekolah-sekolah, baik melalui pertemuan secara formal maupun informal, juga pemberian melalui di medsos," jelasnya.
Sementara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya sudah melakukan antisipasi dan pencegahan melalui Puspaga yang ada di Balai RW. Kemudian juga kerja sama dengan kepolisian.
"Tidak lepas dari pendampingan Polrestabes Surabaya, karena unit PPA kerja sama dengan kita," kata Eri.
Baca juga: Bos Mafia Gedang Lecehkan Profesi Wartawan |
Eri menegaskan bahwa kasus kekerasan anak di Surabaya seperti yang disampaikan PPA masih wajar dan jumlahnya sedikit. Jumlahnya lebih banyak anak yang memiliki inovasi dan prestasi di Kota Pahlawan.
"Jumlahnya sedikit, tidak bisa ketika ada kejadian 1, 2 menggebyok uyah (menyamaratakan) jumlah anak di Surabaya. Kami tetap koordinasi dengan PPA Jatim. Hanya satu dua kasus. Putra-putri tidak bisa diserahkan seorang guru, pada Polrestabes untuk menjaga. Tapi bagaiamana orang tua mempunyai kasih sayang untuk nggoleki anake lungo adoh (mencari anaknya yang keluar jauh)," tukasnya.
(dpe/dte)