Ratusan Tukang Sampah Geruduk Pendopo Sidoarjo Protes Soal Retribusi

Ratusan Tukang Sampah Geruduk Pendopo Sidoarjo Protes Soal Retribusi

Suparno - detikJatim
Selasa, 16 Mei 2023 16:43 WIB
Aksi demo ratusan tukang sampah di Sidoarjo
Aksi demo ratusan tukang sampah di Sidoarjo (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Ratusan tukang sampah yang berasal dari 18 kecamatan di Sidoarjo menggeruduk Pendopo Delta Wibawa. Mereka datang dengan membawa gerobak sampah, bahkan disertai dengan sampah yang baru diambilnya dari rumah warga.

Para tukang sampah ini keberatan atas besaran tarif retribusi sampah yang harus dibayar. Massa yang tergabung dalam Paguyuban Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) seluruh Sidoarjo ini meminta Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 116/117/118 tahun 2022 tentang pedoman perhitungan pengelolaan sampah dicabut.

Ketua Paguyuban Pengelola TPST se-Sidoarjo Hadi Purnomo mengatakan tukang sampah yang setiap hari mengambil sampah dari rumah tangga dan dibawa ke TPST merasa keberatan dengan Perbup nomor 116/117/118 tahun 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbup yang baru ini sangat merugikan pekerja pemungut sampah, karena tarifnya berdasarkan tonase. Sementara itu setiap orang ditaksir menghasilkan sampah 0,6 kilogram per hari. Setiap kilogramnya sampah dipatok Rp 500 rupiah. Jadi setiap bulannya per kepala rumah tangga dikenakan Rp 70 ribu. Kemudian, pekerjanya mendapatkan apa," kata Hadi di lokasi unjuk rasa, Selasa (16/5/2023).

Mereka mengeluhkan Peraturan Bupati Sidoarjo nomor 116-118 Tahun 2022 ini tentang perhitungan biaya pengelolaan persampahan. Untuk itu, massa meminta adanya revisi Perbup ini karena dianggap merugikan para pekerja pemungut sampah.

ADVERTISEMENT

"Perbup itu seharusnya direvisi, kalau tidak direvisi kami akan melakukan unjuk rasa lagi, dengan massa yang lebih banyak," ancam Hadi.

Sementara itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali sempat menemui massa. Gus Muhdlor, sapaan akrabnya mengatakan, latar belakang dibuatnya perbup sampah ini untuk mengurangi volume sampah yang ada di TPA Jabon.

Gus Muhdlor menyebut sampah yang dikirim di TPA Jabon saat ini sudah overload karena mencapai 600 ton per harinya. Bila hal itu dibiarkan terus, maka umur TPA Jabon diprediksi hanya mampu bertahan 5 tahun.

Aksi demo ratusan tukang sampah di SidoarjoAksi demo ratusan tukang sampah di Sidoarjo Foto: Suparno/detikJatim

Sementara itu, tarif yang ditetapkan untuk warga desa dan permukiman senilai Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu per bulan yang tertuang dalam Perbup Nomor 116, 117 dan 118 Tahun 2022 tentang Pedoman Penghitungan Pengelolaan Persampahan.

Kemudian, tarif sampah yang dikirim ke TPA Jabon per ton yakni Rp 150.000 dan biaya angkut truk sampah dari TPST ke TPA Jabon Rp 165.000.

"Pertemuan untuk mencari titik temu win-win solution, tidak boleh ada yang dirugikan. Pemkab mendapat solusi jalan keluar mengatasi sampah dan paguyuban pengelola TPST tidak merasa dirugikan. Tujuan kita semua duduk di sini mencari jalan keluar. Jangan sampai anak cucu kita mendapat warisan sampah jika sampah yang ada sekarang tidak dikelola dengan baik," ujar Gus Muhdlor.

Pertemuan ini pun menyepakati dua hal. Pertama, perbup sampah akan direvisi terkait penetapan tarif yang dinilai memberatkan. Lalu yang kedua disepakati bahwa para pengelola TPST harus berkomitmen mengelola sampah di TPST sehingga sampah yang dikirim ke TPA Jabon berkurang.

"Tidak ada menang-menangan, semua duduk bersama mencari solusi terbaik mengatasi masalah sampah Sidoarjo. Saya minta pengelola sampah yang tergabung dalam paguyuban TPST berkomitmen untuk mengelola sampah di TPSP masing-masing paling tidak yang dikelola capai 60 persen dan sisanya yang sudah tidak bisa dikelola dikirim ke TPA Jabon," terangnya.

"Perbup sampah yang mengatur tarif akan direvisi. Saya minta DLHK dan perwakilan paguyuban duduk bersama membahas kesepakatan tarif ini," imbuh Gus Muhdlor.

Tak hanya itu, Gus Muhdlor menyebut, pembangunan TPST dalam 2 tahun terakhir sudah masif. Dari jumlah 80 TPST di akhir tahun 2020, sekarang sudah mencapai 170 TPST.

Menurut Gus Muhdlor, dikebutnya pembangunan TPST tersebut agar pengelolaan sampah bisa lebih optimal dilakukan di hulunya. Sehingga, di hilirnya nanti, sampah yang dikirim ke TPA Jabon yaitu jenis sampah yang sudah tidak bisa dikelola lagi.

"Tiap tahun kita bangun TPST, dan dari jumlah 80 titik dalam dua tahun ini sudah bertambah menjadi 170-an titik TPST. Ini terus kita dorong TPST lebih diperbanyak lagi agar pengelolaan sampah tiap desa bisa lebih maksimal," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala DLHK Sidoarjo M. Bahrul Amiq menyampaikan pertemuan dengan para perwakilan akan dilakukan secepatnya. Ia menjadwalkan hari Jumat akan digelar pertemuan di Kantor DLHK.

"Lebih cepat lebih baik, kita agendakan hari Jumat besok, karena Kamisnya tanggal merah. Nanti akan dibahas bersama dengan para perwakilan 7 orang," katanya.

Amiq berharap, dalam pertemuan tersebut mencapai kesepakatan yang bisa menjadi jalan keluar dalam mengatasi persoalan sampah di Sidoarjo. Mantan Kadishub Sidoarjo itu dengan gamblang menyampaikan, saat ini sampah yang masuk di TPA Jabon mencapai 600 ton dalam sehari.

Ia berharap paling tidak setelah adanya komitmen ini nanti sampah berkurang jadi 400 ton.

"Yang kita pikirkan sekarang ini bagaimana mencari formula agar sampah yang dikirim ke TPA Jabon bisa berkurang. Dari yang 600 ton per hari berkurang jadi 400 ton. Jadi per harinya paling tidak berkurang 200 ton. Dan untuk bisa ke sana harus ada komitmen bersama kalau pemkab saja tidak mungkin bila pengelola di TPST tidak ada komitmen," jelasnya.




(hil/iwd)


Hide Ads