Polair Polda Jatim dan BPBD Surabaya turun tangan membantu evakuasi perahu kandas yang ditumpangi mahasiswa dan dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair. Mereka berombongan usai melakukan autopsi bangkai paus balin di Pantai Kejawan Putih Tambak, Surabaya.
Perahu mereka tertancap lumpur sekitar pukul 13.00 WIB, Selasa (15/5/2023). Ada 10 orang yang bertahan di perahu yang tertancap lumpur tersebut. 2 Di antaranya nelayan.
"Iya, patroli merapat, ada 3 unit (Kapal patroli dan rescue)," tutur Kasubdit Patroli Ditpolairud Polda Jatim, AKBP Budi Sulistiyanto saat dikonfirmasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengaku, pihaknya berupaya maksimal untuk menyelamatkan dan mengevakuasi para peneliti. Termasuk membawa perahu ke perairan kembali.
Sementara Kabid Darlog BPBD Surabaya, Buyung Hidayat mengatakan, pihaknya tidak bisa melalui sungai untuk mengevakuasi rombongan FKH Unair Surabaya. Untuk membantu evakuasi, pihaknya harus melalui laut.
"Nggak bisa lewat sana karena surut. Kita lewat laut. Mangorve Wonorejo. Lewat sungai surut nggak bisa," kata Buyung.
Sebelumnya, perahu yang membawa rombongan mahasiswa dan dosen FKH Unair terjebak di tengah lumpur Pantai Kejawan Putih Tambak. Salah satu mahasiswa Chrystin Egarosalina Damayanti mengaku perahu terjebak lumpur disebabkan air laut surut. Sehingga, perahu tak bisa bergerak lagi.
"Kapalnya kandas dan air surut, ada 10 orang, termasuk dosen dari FKH Unair," kata Chrystin.
Chrystin menjelaskan, ia dan para rekannya terjebak di lokasi lebih 1 jam sejak pukul 13.30 WIB. Hingga kini, ia masih menanti pertolongan dari pihak polair dan BPBD Surabaya.
"Kita kejebak lumpur, lumpurnya sudah masuk ke kapal dan kapal tidak bisa bergerak," ujarnya.
(fat/fat)