Semarak Hari Buku Nasional dan Twibbon Harbuknas untuk 17 Mei 2023

Semarak Hari Buku Nasional dan Twibbon Harbuknas untuk 17 Mei 2023

Nanda Syafira - detikJatim
Selasa, 16 Mei 2023 06:30 WIB
Mess on the desk. Open vintege books everywhere
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/photogl
Surabaya -

Hari Buku Nasional atau Harbuknas diperingati setiap 17 Mei sejak 2002. Berikut ini sederet cara untuk merayakannya.

Mengutip detikNews, minat baca masyarakat Indonesia pada awal ditetapkannya Harbuknas masih dalam tingkat yang rendah. Maka dari itu, peringatan ini bertujuan untuk mendorong minat baca di kalangan masyarakat, serta menaikkan tingkat penjualan buku nasional.

Pada 2002, Harbuknas pertama kali dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dalam Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarno Putri dan Hamzah Haz, yakni Abdul Malik Fadjar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul Malik mencetuskan Hari Buku Nasional sebagai upaya dalam menumbuhkan minat baca dan literasi masyarakat Indonesia, yang saat itu masih dalam kategori rendah. Ia menyebut meningkatkan minat baca masyarakat merupakan tantangan yang berat. Mengingat generasi muda sudah mulai didominasi sistem komunikasi telepon, tetapi sedikit membaca buku.

Kemudian beliau mengajak masyarakat Indonesia untuk turut serta meningkatkan minat baca. Sebab dengan membaca, maka dapat menambah pengetahuan akan perkembangan dunia modern.

ADVERTISEMENT

Hari Buku Nasional:

1. Minat Baca di Indonesia

Dalam data yang dilaporkan UNESCO pada 2002, tingkat literasi orang dewasa atau penduduk yang berusia di atas 15 tahun berkisar di angka 87,9 persen. Angka ini lebih rendah dibanding negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), dan Thailand (92,6 persen).

Data itu didukung survei UNESCO lainnya seperti yang dikutip dari laman UPT Perpustakaan Universitas Jember. Ada berbagai survei lain yang membuktikan data tersebut.

Seperti data hasil survei UNESCO pada 2011. Survei tersebut menunjukkan indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen. Artinya hanya ada satu orang dari 1.000 penduduk yang masih mau membaca buku secara serius.

Mengutip laman Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia, minimnya minat baca masyarakat saat itu diiringi tingkat penjualan buku yang rendah. Hanya mencetak sekitar 18 ribu buku setiap tahunnya.

Jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya, angka tersebut sangat jauh tertinggal. Jepang mampu mencetak 40 ribu buku dan Cina mencetak 140 ribu buku setiap tahunnya.

Tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional mengacu pada tanggal berdirinya Perpustakaan Nasional (Perpusnas), yakni pada 17 Mei 1980. Pada saat itu, Perpustakaan Nasional didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 0164/0/1980 yang ditandatangani Dr Daoed Joesoef.

Perpusnas merupakan hasil integrasi empat perpustakaan yaitu Perpustakaan Museum Nasional, Perpustakaan Sejarah dan Politik, Perpustakaan Wilayah DKI Jakarta dan Bidang Deposit. Pada saat itu, koleksi perpustakaan mencapai 400.000 eksemplar.

2. Cara Merayakan Hari Buku Nasional

Mengutip laman Perpustakaan Lembaga Ketahanan Nasional RI, ada serangkaian cara yang dapat dilakukan untuk merayakan Hari Buku Nasional, di antaranya:

  • Menyempatkan diri untuk membeli buku baru atau membaca ulang buku favorit yang sudah dimiliki.
  • Mengunjungi perpustakaan kota atau nasional di daerah detikers.
  • Mendonasikan buku bekas yang masih layak baca ke perpustakaan lokal, taman baca, sekolah, maupun lembaga penghimpun donasi buku.
  • Meramaikan media sosial dengan gambar, pesan, dan kampanye terkait budaya membaca buku. Salah satunya ialah dengan menyebarkan konten edukasi maupun memasang twibbon di media sosial detikers, seperti misalnya twibbon-twibbon berikut ini yang dapat detikers gunakan.

3. Twibbon Harbuknas 2023:




(sun/iwd)


Hide Ads