Di era modern saat ini, sangat mudah mencari beragam bentuk dan model kamera digital dengan harga murah hingga mahal. Meski begitu, tak sedikit juga yang memilih dan tetap mengidolakan kamera analog.
Seperti empat pemuda di Kota Malang ini. Mereka tetap enjoy menghasilkan foto dengan menggunakan kamera analog. Keempatnya adalah Alfons Gunawan (34), Rian Rumlaklak (32), Gerardus Chandra (25), dan Yanuar Dwi Prakoso (32).
Keempat pemuda ini dipertemukan karena memiki kegemaran sama pada kamera analog. Sayangnya, hobi mereka dalam menggunakan kamera analog tidak didukung dengan jasa cuci film dan scan foto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alfons Gunawan mengatakan, sejak tahun 2014, di Kota Malang memang cukup sulit mencari jasa cuci film dan scan foto dari hasil kamera analog. Bahkan, ia kadang harus datang ke Surabaya dahulu untuk mencetak hasil fotonya.
Dari situ, Alfons bersama dengan Rian, Gerardus, dan Yanuar terpikirkan untuk membuka jasa cuci film dan scan foto di Kota Malang. Rencana ini akhirnya berjalan pada Mei 2019.
"Sebenarnya ada 7 orang yang terlibat dalam pembuatan jasa cuci film dan scan foto. Cuma yang 3 hanya sebagai pemodal. Pada awal buka itu kami menggunakan modal Rp 11 juta," ujarnya kepada awak media, Senin (15/5/2023).
Langkah yang diambil Alfons bersama teman-temannya terbilang cukup nekat. Tanpa memiliki kemampuan untuk mencuci film, mereka nekat membuka usaha tersebut dengan hanya bermodal belajar dari YouTube dan media sosial.
Untungnya, selama usaha jasa cuci film dan scan foto dibuka semuanya berjalan lancar. Mereka pun memberi nama toko 'Film Rahayu' yang dari bahasa Jawa, rahayu artinya damai.
Alfons menyampaikan, saat pandemi COVID-19, permintaan untuk cuci film terbilang cukup banyak. Dalam satu hari, dia bersama 3 temannya bisa mengerjakan 10 hingga 22 rol foto untuk dicuci film.
Namun, seiring berjalannya waktu, permintaan dari konsumen mulai menurun. Alfons menyebut, permintaan cuci foto hanya seperempat dibanding saat Pandemi COVID-19. Kendati demikian, Alfons mengaku tetap senang menjalankan usaha ini.
Selain jasa cuci film dan scan foto, Alfons dan teman-temannya juga menjual rol film impor produk dari Amerika Serikat. Satu rol harganya antara Rp 115.000 hingga Rp 185.000.
"Harganya terus naik, dulu 2018 itu Rp 55.000, sekarang Rp 100.000 lebih. Juga ada yang jual kamera bekas merk Fuji, Olympus, Pinolta harga Rp 175.000 ada, sampai pernah kami jual itu Rp 2,8 juta," tandasnya.
(hil/dte)