Sudah 6 tahun berlalu, Wiwik (64) hanya bisa pasrah dan istigfar dengan teror yang dilakukan Masriah. Sejak 2017 Masriah menyiram pintu rumahnya dengan kencing dan tinja.
Perkara ini sebenarnya sudah pernah dimediasi di tingkat RW bahkan polisi. Pelaku saat itu menandatangani surat perjanjian tidak mengulangi, tapi janji itu dilanggar sendiri.
"Teror penyiraman air kencing, bahkan tinja dilakukan mulai tahun 2017. Tapi kami hanya pasrah dan Istighfar, berdoa agar Bu Masriah diberi kesadaran," kata Wiwik melalui telepon selulernya, Sabtu (14/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mediasi di tingkat RW dan polisi pada 2017 itu, teror Masriah justru semakin menjadi-jadi. Penyiraman kencing dan tinja dilakukan hingga 3 kali dalam sehari.
Karena itulah Wiwik dan keluarganya menjadi pasrah. Setiap hari mereka berdoa agar Masriah diberi kesadaran bahwa perbuatannya itu keliru.
"Kami terus berdoa, bahkan kami setiap malam salat tahajud, memohon kepada Allah agar bu Masriah cepat sadar bahwa apa yang dilakukan itu tidak benar," imbuh Wiwik.
(dpe/iwd)