Cium Hajar Aswad Rawan Tertular HIV, Pakar IDI Jelaskan Faktanya

Kabar Kesehatan

Cium Hajar Aswad Rawan Tertular HIV, Pakar IDI Jelaskan Faktanya

Hana Nushratu - detikJatim
Rabu, 10 Mei 2023 19:09 WIB
A Saudi policeman stands alert beside Al-Hajar al-Aswad, the black stone, at right, a Muslim holy relic which according to Islamic tradition dates back to the time of Adam and Eve, at the Grand Mosque, a day before the annual hajj pilgrimage, Saturday, July 17, 2021. The pilgrimage to Mecca required once in a lifetime of every Muslim who can afford it and is physically able to make it, used to draw more than 2 million people. But for a second straight year it has been curtailed due to the coronavirus with only vaccinated people in Saudi Arabia able to participate. (AP Photo/Amr Nabil)
Hajar Aswad (Foto: AP/Amr Nabil)
Surabaya -

Video Hajar Aswad disebut-sebut bisa menjadi media penularan berbagai penyakit penyakit berbahaya, salah satunya HIV/AIDS, viral. Di video tersebut, terlihat seorang pria mencium Hajar Aswad berkali-kali.

"Batu hitam Di Kotak Kubus di Arab sana..telah menjadi tempat penularan penyakit bagi penciumnya. Ente bayangkan jika si gundul jorok ini mengidap TBC..atau COVID..atau HIV," tulis akun Pan** Ana**** dalam unggahan Facebook-nya.

"Terus kamu masih berlomba lomba antri belasan tahun..jual harta benda ..hanya demi bisa mencium batu tempat penularan penyakit ini..???," lanjut unggahan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hajar Aswad merupakan batu yang sangat dihormati umat Muslim, khususnya ketika pelaksanaan haji dan umrah. Ketika melakukan tawaf, jamaah disunahkan mencium Hajar Aswad seperti yang diamalkan Nabi Muhammad SAW.

Pakar penyakit dalam dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban SpPD menanggapi hal tersebut dari sisi ilmiah. Menurutnya, hingga saat ini belum ada bukti bahwa mencium Hajar Aswad bisa menjadi media penularan HIV-AIDS.

ADVERTISEMENT

"Terkait dengan mencium batu, hingga saat ini pun tidak ada bukti bahwa mencium batu kemudian cium orang lain bisa sebabkan penularan HIV," tulis Prof Zubairi dalam akun Twitter-nya seperti dikutip detikhealth, Rabu (10/5/2023).

Prof Zubairi menegaskan, HIV/AIDS ditularkan melalui hubungan seksual, pemakaian jarum suntik secara bergantian oleh pengguna narkoba, transfusi darah yang terkontaminasi, dan ibu hamil yang positif ke bayinya. Ia juga menambahkan bahwa berciuman tidak menularkan HIV-AIDS, kecuali ada kondisi tertentu.

"Demikian pula dengan berciuman. Tidak menularkan HIV kecuali kalau deep kissing (berciuman menggunakan lidah), kalau dua-duanya ada sariawan. Nah itu ada risiko walaupun belum ada bukti cukup kuat," ungkap Prof Zubairi.

Maka dari itu, ia menyimpulkan bahwa batu yang dicium oleh jutaan orang bukanlah media penularan HIV/AIDS. Prof Zubairi juga menambahkan bahwa mencium Hajar Aswad bukanlah syarat sah ibadah haji.

"Sehingga tidak benar bahwa menciumi batu yang diciumi orang lain bisa terinfeksi HIV," pungkasnya.




(hnu/fat)


Hide Ads