Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) telah dimulai sejak Senin (7/5). Hari ketiga pelaksanaan diikuti oleh enam difabel tunanetra hanya pada satu sesi hari ini.
Enam difabel itu berasal dari Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto dan Gresik. Tiap peserta difabel didampingi oleh satu pengawas dan diberlakukan dengan aturan sama dengan peserta lainnya.
Tugas pengawas peserta difabel ini tentunya memastikan tidak ada kecurangan. Kemudian memfasilitasi peserta nyaman mengerjakan, memastikan sistem berjalan lancar. Jika terdapat trouble system, bisa segera diatasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pantauan detikJatim, peserta difabel dan lainnya melakukan UTBK di Gedung Rektorat Unesa lantai empat. Hanya saja pada peserta difabel ada di ruang sendiri, karena fasilitasnya berbeda, harus dengan alat dengar.
"Dari segi soal berbeda karena mereka tunanetra, alat yang digunakan khusus dengan alat dengar. Sehingga perlu dikumpulkan waktu dan sesi tertentu agar alat yang digunakan bisa maksimal. Pengawas kita pakai reguler biasa dari dosen disabilitas," kata Kepala Sub-Direktorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa Unesa, Sukarmin saat ditemui detikJatim di Unesa kampus Lidah Wetan, Rabu (10/5/2023).
Sukarmin menjelaskan jumlah soal untuk peserta difabel memang tidak sebanyak peserta lainnya. Yakni hanya 90 soal, karena waktu membacanya berbeda. Namun untuk segi waktu disiapkan sama.
Sementara Dirut Disabilitas Unesa, Wagino mengatakan tahun lalu ada sebanyak 18 difabel yang diterima. Target tahun ini, tergantung para peserta yang mengikuti tes.
"Intinya hak mereka didapat. Tahun lalu (mahasiswa difabel) menyebar, di setiap fakultas, prodi ada, tidak berkumpul dalam satu prodi, sekalipun punya prodi pendidikan luar biasa. Ada seni rupa, desain grafis, tata boga, teknik," ujarnya.
Untuk pelayanan selanjutnya bagi calon mahasiswa difabel, diberikan treatment yang biasa dilakukan Unesa. Ketika sudah masuk, diberikan orientasi dan pelatihan khusus dari kampus kepada para difabel.
"Pengenalan tools yang akan digunakan dalam kuliah yang menjadi perangkat dia menuntun belajar di kampus ini. Ada pelatihan menggunakan teknologi, banyak teknologi dengan tuna rungu, dilatihkan sebelum awal perkuliahan," pungkasnya.
Jumlah peserta SNBT Unesa sendiri sebanyak 40 ribu, namun hanya 23 ribu yang mengikuti UTBK di kampus. Lokasi UTBK dipilih dari kedekatan jarak domisili peserta untuk mempermudah.
(esw/iwd)