Saat Netizen Merekomendasikan Enam Wisata Banjir di Kota Malang

Saat Netizen Merekomendasikan Enam Wisata Banjir di Kota Malang

Muhammad Aminudin - detikJatim
Selasa, 09 Mei 2023 18:05 WIB
Pemotor di Kota Malang terjatuh saat menerjang banjir
Pemotor di Kota Malang terjatuh saat menerjang banjir (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Malang -

Banjir menjadi persoalan yang belum terselesaikan bagi Kota Malang. Sindiran pun dilayangkan kepada Pemkot Malang. Dengan merekomendasi wisata banjir, di titik-titik langganan banjir di Kota Malang.

Sindiran yang diunggah di salah satu akun Instagram itu pun mengundang banyak reaksi dan viral di media sosial. Dalam postingan tersebut, dijelaskan ada enam rekomendasi wisata banjir di Kota Malang yang dinilai menantang adrenaline.

Bahkan, video tersebut memberi nama-nama khusus layaknya lokasi wisata pada umumnya. Nama itu disematkan untuk setiap daerah yang kerap mengalami banjir saat hujan tiba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enam rekomendasi wisata banjir paling menantang adrenalin itu berada di Jalan Soekarno-Hatta dengan nama Waterboom Suhat.

Hujan deras mengguyur Kota Malang sejak siang, membuat sejumlah genangan air di beberapa titik.Hujan deras mengguyur Kota Malang membuat sejumlah genangan air di beberapa titik. (Foto: M Bagus Ibrahim)

Kedua, kolam Kedawung, Bandulan Waterpark, Waterboom Sawojajar, Sulfat Rafting dan Galunggung Sea World.

ADVERTISEMENT

Untuk mengunjungi enam destinasi wisata banjir itu juga disebutkan tanpa biaya alias gratis. Seakan menjadi tamparan keras bagi Pemkot Malang yang sejauh ini belum melakukan langkah nyata mengatasi persoalan banjir.

Ketua RW 11 Lowokwaru, Didik Karsono tak menyangkal di wilayahnya merupakan salah satu titik langganan banjir jika hujan deras turun.

Persoalan banjir sudah dihadapi masyarakat RW 11 sejak 18 tahun silam. Seperti disebut dalam unggahan viral itu, Didik mengakui wilayahnya sampai Kedawung masuk dalam daftar enam rekomendasi wisata banjir Kota Malang.

"Dari sungai Telkom (Jalan Letjen Sutoyo) itu sampai Kedawung belakang, setiap hujan deras langganan banjir," kata Didik kepada wartawan Selasa (9/5/2023).

Menurut Didik, persoalan banjir di lingkungannya seakan dibiarkan begitu saja oleh Pemkot Malang. Sejauh ini, langkah yang dilakukan hanya mengurangi sendimentasi dengan pengerukan aliran sungai.

Didik menilai langkah Pemkot Malang tersebut hanya bersifat insidentil yang tak membawa pengaruh mengatasi banjir di wilayahnya.

Banjir di Kota Malang setinggi 50 cmBanjir di Kota Malang setinggi 50 cm (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)

"Selama ini hanya pengerukan sungai di samping Telkom itu. Ada dinding jebol karena banjir di wilayah Santrean atau RT04, sudah hampir satu tahun dibiarkan saja," tegasnya.

Didik mengaku warga sempat mengusulkan agar dinding pembatas pemukiman dengan aliran sungai diperbaiki.

Namun, Pemkot Malang berdalih bahwa sungai tersebut milik provinsi dan tak bisa dilakukan pembenahan.

"Alasannya milik provinsi. Padahal tembok itu yang ambrol akibatnya tiga titik terjadi banjir. Di Santrean atau di DAMRI itu lalu air masuk ke rumah warga, itu bisa satu meter lebih tinggi airnya," sesalnya.

Menurut Didik, beberapa kali pertemuan di tingkat kelurahan disampaikan bahwa sempat ada solusi yakni dengan membuat sudetan sungai. Tapi, lagi-lagi hanya menjadi sebuah wacana tanpa ada eksekusi sampai hari ini.

"Dulu pernah dicek oleh pak Sutiaji (Walikota) di dekat OJK. Tapi gak ada tindakan sampai sekarang," tuturnya.

Didik berharap wilayahnya bisa terlepas dari persoalan banjir, karena warga sekitar selalu khawatir jika masuk musim penghujan.

"Warga itu selalu resah kalau ada hujan. Harapan kami ada pembenahan di aliran sungai itu untuk ke sungai besar supaya gak banjir," pungkasnya.




(mua/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads