Hitung-hitungan Peta Suara Nahdliyin Jember yang Diperebutkan Ganjar-Anies

Hitung-hitungan Peta Suara Nahdliyin Jember yang Diperebutkan Ganjar-Anies

Yakub Mulyono - detikJatim
Senin, 08 Mei 2023 19:14 WIB
Kolase foto Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo
Anies dan Ganjar saat safari di Surabaya. (Foto: Dok. detikJatim)
Jember - Capres PDIP Ganjar Pranowo dan capres NasDem Anies Baswedan datang ke Jember dalam waktu yang bersamaan. Keduanya juga menyempatkan diri sowan ke kiai yang notabene juga pengasuh pondok pesantren (ponpes). Pengamat menilai, salah satu tujuan Ganjar dan Anies ke Jember adalah untuk memperebutkan suara Nahdliyin.

Menurut pengamat politik Universitas Jember (Unej), M Iqbal, langkah dua capres sowan ke kiai merupakan upaya keduanya mendekatkan diri ke kalangan Nahdliyin. Tujuannya adalah meraih akseptabilitas yang nantinya bisa mengarah ke elektabilitas.

Lalu, ke manakah arah suara Nahdliyin di Jember dalam konstelasi politik selama ini?

"Suara Nahdliyin di daerah Tapal Kuda, khususnya di Jember itu dipetakan dari pondok pesantren mana saja yang afiliasi pada partai-partai pengusung calon presiden," kata M. Iqbal kepada detikJatim, Senin (8/5/2023).

Apalagi, kata Iqbal, Nahdatul Ulama (NU) yang notabene wadah organisasi bagi kalangan Nahdliyin di wilayah Jember memiliki dua pengurus cabang. Yakni PCNU Jember dan PCNU Kencong.

Kencong sendiri merupakan sebuah kecamatan. PCNU Kencong berdiri lebih awal daripada PCNU Jember. PCNU Kencong mewadahi 5 kecamatan. Sedangkan PCNU Jember 26 Kecamatan.

"NU Kencong berdiri pada 21 September 1937, jauh lebih awal daripada PCNU Jember. Jadi NU Kencong usianya jauh lebih tua, meski hanya mencakup 5 kecamatan. Yakni Kecamatan Kencong, Gumuk Mas, Puger, Umbulsari, dan Kecamatan Jombang," urai Iqbal.

Baik PCNU Jember mau pun PCNU Kencong, menurut Iqbal sama-sama memiliki sikap independen dan tidak saling mempengaruhi. Jadi, kedua PCNU ini harusnya sama-sama didekati oleh para capres jika ingin memperoleh suara elektoral besar di Jember.

"Di wilayah NU Kencong, ada dua pondok pesantren yang cukup besar. Yakni Ponpes Assuniyah Kencong dan Bustanul Ulum di Desa Mlokorejo, Kecamatan Puger," katanya.

Sedangkan di wilayah NU Jember, sambung Iqbal, terbagi dalam beberapa kelompok yang sangat berpengaruh. Di antaranya Bani Siddiq, lalu Ponpes Alqodiri asuhan KH Muzakki, kemudian Bani Isbat, dan sejumlah tokoh pengurus cabang NU Jember sendiri.

Keluarga Bani Siddiq, menurut Iqbal, memiliki pengaruh di kalangan perkotaan. Hal ini tak lepas dari ketokohan almarhum KH Ahmad Siddiq yang merupakan tokoh nasional yang juga tokoh di PBNU.

"Bahkan wabup saat ini, KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman merupakan keluarga besar Bani Siddiq yang ada di Talangsari, Jember. Juga ketua PPP Jember KH Madini Farouq, masih ada hubungan darah dengan keluarga Talangsari," kata Iqbal.

Pengamat politik Unej M. IqbalPengamat politik Unej, M. Iqbal. Foto: Yakub Mulyono/detikJatim

Di perkotaan juga ada KH Muzakki yang merupakan pengasuh Ponpes Alqodiri. KH Muzakki sendiri selama ini dikenal dekat dengan sejumlah pejabat negara dan petinggi partai di Indonesia.

"Sebut saja Jusuf Kalla, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan yang kemarin menyempatkan diri berkunjung ke Ponpes Alqodiri," kata Iqbal.

Massa dari KH Muzakki ini, menurut Iqbal, cukup besar. Ribuan orang selalu hadir dalam kegiatan manakib di ponpes tersebut yang rutin digelar sebulan sekali.

"Sebagian besar dari luar kabupaten Jember. Bahkan tidak jarang dari luar negeri juga," tukasnya.

Lalu, lanjut Iqbal, ada kelompok lainnya yakni Bani Isbat. Di mana kelompok ini di Jember memiliki jejaring kuat dengan keturunan Kiai Isbat di Madura dan dikenal dekat dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia.

"Beberapa nama terkenal, ada Kiai Abduh di Kecamatan Tempurejo, lalu ada KH Baidowi Said pengasuh ponpes Bustanul Ulum, lalu ada KH Lutfi Ahmad di Kecamatan Jenggawah yang kita kenal dulu masuk di Partai Amanat Nasional (PAN)," terang Iqbal.

Kemudian di kalangan struktural PCNU Jember sendiri ada sejumlah tokoh yang sangat berpengaruh. Di antaranya Rois Syuriah PCNU Jember KH Muhyidin Abdussomad yang juga pengasuh Ponpes Nuris Jember, lalu pengurus Lembaga Dakwah PBNU Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) yang juga mantan ketua Tanfidz NU Jember.

"Selain itu, di kalangan NU juga ada KH Muqit di kecamatan Silo yang pernah menjabat sebagai wakil Bupati pada era Bupati Faida," tambah Iqbal.

PCNU Jember, kata Iqbal, cenderung lebih dekat dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). PCNU Jember seringkali diajak PKB bermusyawarah dalam mengambil langkah strategis partai.

"Sedangkan PCNU Kencong cenderung lebih dekat dengan Gerindra. Hal ini tak lepas dari pengaruh KH Ahmad Fawait (Gus Fawait) yang sekarang duduk di kursi DPRD Jawa Timur dari Fraksi Gerindra. Perolehan suaranya di Pileg kemarin terbesar se-Jawa Timur, 200 ribu lebih. Jadi bisa dibayangkan seperti apa pengaruhnya. Gus Fawait sendiri tempat tinggalnya di Kecamatan Jombang yang memang masuk wilayah NU Kencong," urai Iqbal.

"Seperti itulah bangunan peta politik kalangan Nahdliyin yang ada di Jember saat ini. Meskipun masih bisa cair, tapi setidaknya di Jember ada dua kekuatan politik besar di kalangan Nahdliyin, yakni Gerindra dan PKB," tukas Iqbal.


(dpe/dte)


Hide Ads