BPBD Kota Malang terus mendata jumlah korban terdampak kebakaran Malang Plaza. Pendataan berlangsung di lantai 4 mini block office kompleks Balai Kota Malang mulai pukul 8.00 WIB pagi tadi.
Pedagang yang stannya terbakar didata satu per satu secara manual. Mereka harus mengisi nama, nomor telepon, nama stan, hingga perkiraan nilai kerugian. Pengisian data juga dilakukan melalui Google Form, BPBD menyediakan scan barcode untuk pengisian melalui layar TV LED.
Kepala BPBD Kota Malang Prayitno mengatakan, pendataan pedagang terdampak kebakaran Malang Plaza masih terus dilakukan. Langkah ini untuk mengetahui jumlah pasti korban terdampak kebakaran beserta nilai kerugiannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pendataan masih berjalan, ada secara manual dan kami juga menyediakan scan barcode untuk pengisian via Google Form," beber Prayitno ditemui detikJatim di lantai 4 mini block office Balai Kota Malang, Selasa (2/5/2023).
Prayitno mengaku, pihaknya akan segera melaporkan kepada Wali Kota Malang Sutiaji terkait jumlah final korban terdampak kebakaran Malang Plaza.
"Setelah jumlah total diketahui, kami akan melapor ke pimpinan (wali kota). Termasuk berapa jumlah kerugian," akunya.
BPBD juga akan berkoordinasi dengan manajemen Malang Plaza setelah kebakaran melahap ludes bangunan tersebut. Terutama terkait keberlangsungan para pedagang di sana ke depannya.
"Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak manajemen Malang Plaza, karena pedagang banyak ingin bisa kembali berjualan," tuturnya.
Winda (35), salah satu pemilik konter di lantai 1 berharap ada perhatian terhadap pedagang usai kebakaran. Sebab, hampir seluruh HP barang jualannya ludes terbakar.
"Semoga dapat yang terbaik, kami bisa mendapatkan ganti rugi untuk bisa berjualan lagi," ujar Winda.
Winda bersama puluhan pedagang lain sudah mengisi form korban terdampak kebakaran Malang Plaza.
"Ini sudah mengisi tadi, saya kerugian Rp 200 juta-an," tuturnya.
Winda mengaku sudah membuka konter jual beli Hp di Malang Plaza selama 23 tahun. Ia mengaku, malam sebelum kebakaran tutup pada pukul 21.30 WIB.
"Saya tutup jam 21.30 WIB, tidak ada brankas. Semua HP dagangan ditaruh di etalase," ujarnya.
Hal sama juga dikatakan Neni, pemilik konter di lantai 3. Ia mengalami kerugian cukup besar, karena memiliki banyak stok HP untuk dijual.
"Beberapa hari kan ramai, banyak stok di konter. Saya tutup jam setengah 10-an malam, hampir barengan dengan konter-konter lain. Paling awal tutup Variety di lantai dua, kalau bioskop sampai jam 11 malam," bebernya.
(hil/dte)