Usai menggelar aksi damai di gedung DPRD Nganjuk, sebagian dari ratusan buruh berziarah ke makam Marsinah. Makam yang berada di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro didatangi buruh dalam perayaan hari buruh sedunia atau May Day.
Ziarah dan doa bersama yang diikuti para buruh dipimpin Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi. Dalam kesempatan itu, Marhaen meminta para buruh untuk tidak menggelar kegiatan unjuk rasa yang tidak bermanfaat.
"Kita isi kegiatan dengan religi. Mbak Marsinah tidak butuh demo. Hanya doa yang dibutuhkan. Yang kita kirimkan nanti insyaallah sampai ke beliau," ujar Marhaen di hadapan para buruh, Senin, (1/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Antok, salah satu buruh asal Nganjuk mengaku prihatin atas nasib yang menimpa Marsinah. Dalam May Day tahun ini ia berharap Marsinah dinobatkan menjadi pahlawan nasional oleh pemerintah.
"Kita sebagai buruh masih ikut prihatin dan berharap pemerintah bisa memberikan penghargaan untuk almarhum," ujar Antok.
Seperti pantauan detikJatim di lokasi, para buruh yang berziarah di makam Marsinah terdiri dari anggota SPSI, KSBSI Nganjuk dan SP/SB Jatim. Taburan bunga terus bertambah menghiasi pusara almarhum. Selain Bupati Nganjuk Marhean, turut ikut dalam ziarah yakni Kapolres Nganjuk AKBP Muhammad
Marsinah meninggal pada umur 24 tahun. Ia merupakan seorang aktivis dan buruh pabrik di zaman orde baru. Ia bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia diculik dan kemudian ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari. Mayatnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong, desa Wilangan dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat.
(abq/iwd)