Penjelasan RSML soal Bayi Gresik Meninggal Usai Kaget Dengar Suara Petasan

Penjelasan RSML soal Bayi Gresik Meninggal Usai Kaget Dengar Suara Petasan

Dida Tenola - detikJatim
Jumat, 28 Apr 2023 18:21 WIB
RS Muhammadiyah Lamongan
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML). (Foto: Istimewa/Dok RS Muhammadiyah Lamongan)
Lamongan -

Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) buka suara soal kasus bayi asal Gresik berinisial HDN yang meninggal diduga karena mendengar bunyi petasan. Namun, RSML tidak membuka secara rinci terkait rekam medis HDN.

"Kami sampaikan bahwa RSML diwajibkan dan terikat oleh regulasi negara untuk menjaga rahasia medis pasien baik selama masih hidup ataupun bahkan setelah meninggal dunia. Kami sampaikan permohonan maaf tidak bisa memberikan penjelasan lebih detail terkait informasi medis pasien tersebut," jelas Humas RSML, Sabiq Fajar Rozaa melalui keterangan tertulis yang diterima detikJatim, Jumat (28/4/2023) petang.

Meski demikian, RSML memastikan bahwa mereka memang menerima rujukan pasien atas nama HDN. HDN sebelumnya dirawat di RS Denisa, Gresik. Saat tiba di RSML, HDN sudah dalam kondisi kritis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasien dalam kondisi tidak sadar atau kritis," imbuhnya.

RSML menyebut bahwa tim dokter telah memberikan pertolongan maksimal. Sayangnya, HDN mengembuskan napas terakhir.

ADVERTISEMENT

"Kami telah berupaya memberikan pertolongan dan penanganan kegawatdaruratan di RSML dan akhirnya pada tanggal 27 April 2023, pasien dinyatakan meninggal dunia," tukas Sabiq.

Diberitakan sebelumnya, kisah pilu dialami bayi berusia 38 hari di Gresik. Bayi perempuan berinisial HDN tersebut meninggal dunia usai kaget mendengar kerasnya ledakan petasan. Bayi malang tersebut merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Nur Hasim dan Nur Faizah, warga Jatirembe, Benjeng, Gresik.

Nufus, tante HDN menyebut, keponakannya tersebut meninggal diduga karena kaget dengan ledakan petasan yang disulut tetangga saat malam takbir Lebaran.

Menurut Nufus, petasan tersebut disulut pada Sabtu (22/4) sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu HDN dan kedua orang tuanya sudah beristirahat di kamar.

"Setelah mendengar petasan itu, keponakan (korban) saya itu langsung kaget hingga mata kanannya itu nutup sebelah dan lidahnya terbalik ke atas," terang Nufus.

Lantaran tidak ada ventilator, lanjut Nufus, keluarga membawa korban ke RSML pada Rabu (26/4) siang. Di sana korban masuk ruang ICU karena koma.

"Di sana keponakan saya sudah koma sehingga dimasukkan ke dalam ruang ICU. Berdasarkan hasil CT scan, ada pembuluh darah otak pecah," jelas Nufus.

Nufus menjelaskan, menurut dokter yang merawat, penyebab pembuluh otak N pecah disebabkan karena sebuah benturan. Padahal N tak pernah terbentur apapun.

"Setelah kita jelaskan bahwa tidak pernah terbentur, dokter bilang bahwa pecahnya pembuluh otak itu juga bisa disebabkan karena kaget yang luar biasa," jelas Nufus.

Keluarganya sebenarnya sudah mengingatkan tetangga tersebut agar tak main petasan karena ada bayi. Letak rumah mereka juga dekat karena jaraknya hanya dua rumah. Namun, imbauan itu tak digubris.

"Sebelumnya sudah pernah diingatkan kalau ada bayi. Tapi gak digubris. Selain kakak saya, ada juga yang punya bayi, sampai diungsikan ke rumah kakeknya," kata Nufus.

Bahkan, lanjut Nufus, saat menyulut petasan, tetangga kakaknya mengarahkan petasan ke atas rumah. Tak hanya itu, penyulut petasan tersebut tak merasa bersalah atau meminta maaf.

"Kan orang dulu gitu kalau kaget karena apa, dipegangkan penyebabnya. Waktu ibu saya meminta bungkus petasan yang disulut untuk obat sawanen (kaget), malah dikasih petasan yang belum disulut. Kan kurang ajar banget," tambah Nufus.




(dpe/dte)


Hide Ads