Polda Jatim menyampaikan hasil Analisis dan Evaluasi (Anev) Selama Operasi Ketupat Semeru 2023. Hingga hari ke-8 angka kecelakaan lalu lintas di Jatim mengalami peningkatan dibandingkan 2022. Angka kecelakaan naik 10,5 persen.
Ditlantas Polda Jatim Kombes M Taslim Chaeruddin mengatakan sampai dengan hari ke delapan pelaksanaan Ops Ketupat Semeru 2023 mengalami peningkatan.
"Pada 2022 itu terjadi 560 kejadian laka. Sementara di tahun 2023 menjadi 626 kecelakaan, atau ada selisih 66 kejadian. Kalau di persentase 10,5 persen," kata M Taslim kepada wartawan di Polda Jatim, Rabu (26/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas selama hari kedelapan pelaksanaan Ops Ketupat Semeru Tahun 2023 kali ini, tercatat ada 30 korban meninggal dunia. Angka tersebut turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 43 jiwa meninggal dunia pada tahun 2022.
Taslim menyampaikan angka kecelakaan paling tinggi terjadi pada hari kedua pelaksanaan Ops Ketupat Semeru 2023, atau sekitar tanggal 18 April ke 19 April. Yakni tercatat angka kecelakaan pada 18 April mencapai 29 kejadian dan 19 April terjadi 79 kejadian laka lantas.
"Itu meningkat sebesar 169 persen. Ini saya khawatirkan terjadi pada saat mobilisasi masa pertama yang paling tinggi di situ (arus mudik)," ujar Taslim.
Sedangkan angka kecelakaan paling tinggi terjadi pada Jumat 21 April, tercatat ada 102 kejadian kecelakaan. Ditlantas Polda Jatim menduga tinggi angka kecelakaan lalu lintas terjadi karena mobilitas masyarakat yang tinggi saat persiapan lebaran.
"Pada 24 April mobilisasi kendaraan masyarakat mencapai 30 ribu kendaraan. Justru angka kecelakaan di bawah 80 kejadian. Artinya kemungkinan besar kecelakaan ini bukan dialami pemudik, tapi dialami masyarakat yang beraktivitas di ruas-ruas jalan yang bukan arus mudik," ujar Taslim.
Sementara itu berdasarkan data Anev Operasi Ketupat Semeru 2023, angka kecelakaan tertinggi terjadi di wilayah Polres Sidoarjo. Ada sebanyak 41 kejadian kecelakaan yang terdata di wilayah Sidoarjo.
"Di Sidoarjo, angka kecelakaan paling tinggi. Tapi angka fatalitas korbannya nol. Tidak ada yang meninggal, luka berat hanya satu. Luka ringan 54. Ini artinya kemungkinan kendaraan terjadi senggolan kecil, bukan dengan kecepatan tinggi," tandas Taslim.
Sedangkan mengenai detail lokasi kecelakaan apakah terjadi di jalur arteri atau jalan Tol, Ditlantas Polda Jatim akan menyampaikan pada hari terakhir Anev Ops Ketupat Semeru nanti.
(dpe/iwd)