Porter Stasiun Gubeng di Momen Lebaran: Alhamdulillah Rp 500 Ribu/Hari

Porter Stasiun Gubeng di Momen Lebaran: Alhamdulillah Rp 500 Ribu/Hari

Deny Prasetyo Utomo - detikJatim
Selasa, 25 Apr 2023 23:03 WIB
Sukacita Lebaran 2023 dirasakan di mana-mana. Termasuk oleh para porter di Stasiun Gubeng, Surabaya.
Porter di Stasiun Gubeng/Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim
Surabaya -

Sukacita Lebaran 2023 dirasakan di mana-mana. Termasuk oleh para porter di Stasiun Gubeng, Surabaya.

Pantauan detikJatim, di Stasiun Gubeng ada puluhan porter yang siap membantu membawakan barang-barang calon penumpang. Baik penumpang yang akan naik kereta api maupun yang turun.

Seperti ketika KA Rangga Jati dari Cirebon datang. Mereka langsung bergegas masuk membantu membawa barang penumpang yang turun. Tas hingga kardus berukuran besar mereka panggul sampai ke kendaraan pribadi penumpang di parkiran stasiun atau angkutan umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momen Lebaran seperti saat ini merupakan waktu bagi mereka untuk mengais lebih banyak rezeki. Sebab banyak penumpang yang yang naik dan turun dari kereta di Stasiun Gubeng. Yang kemudian disyukuri para porter.

Seperti yang disampaikan salah seorang porter yakni Tarmuji (47). Ia merupakan warga Krian, Sidoarjo. Menurutnya, penghasilan di momen Lebaran jauh lebih baik dari hari-hari biasa.

ADVERTISEMENT

"Alhamdulillah Lebaran ini ada peningkatan. Penghasilan bersih dalam sehari bisa Rp 400 ribu hingga 500 ribu bersih. Itu sudah dikurangi buat makan dan minum. Kalau hari-hari biasa sekitar Rp 200 ribu. Itu pun tidak menentu," kata Tarmuji kepada detikJatim, Selasa (25/4/2023).

Ia pun membeberkan aturan sederhana menjadi porter di Stasiun Gubeng. Di mana ia harus bergiliran dengan 27 porter lainnya untuk memberikan jasa angkut kepada calon penumpang yang akan naik kereta.

"Kalau keberangkatan itu, kita giliran. Tapi kalau kereta api datang seperti tadi, semuanya langsung merapat. Itu pun kita tidak mematok tarif hanya sekilasnya saja dari penumpang. Tapi setelah pandemi COVID ini, para penumpang saling pengertian. Terkadang ada yang ngasih Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu," ungkap Tarmuji.

Tarmuji juga bersyukur bisa menjadi potrer di Stasiun Gubeng hingga 25 tahun, terhitung sejak 1998. Ia mengaku bisa menafkahi 5 anaknya.

"Ya tetap disyukuri, untuk biaya anak istri di rumah," ujar Tarmuji.

Rasa syukur yang sama diungkapkan Mariono (36), porter asal Tarik. Setiap pagi ia berangkat dari Tarik naik kereta menuju Stasiun Gubeng. Ia sudah 9 tahun menjadi porter.

"Tahun ini alhamdulillah lebih baik. Dibanding saat pandemi lalu, penghasilan porter tidak bisa dijadikan penghasilan utama. Lebaran ini hasilnya bisa membelikan baju tiga anak saya," ungkap Mariono.




(abq/sun)


Hide Ads