Usai menuntaskan ibadah puasa selama Ramadhan, umat muslim menyambut hari kemenangan dengan banyak aneka makanan yang menggoda. Makanan yang digoreng hingga diolah dengan santan memang selalu menggugah selera.
Namun, jangan membalas dendam sebulan puasa dengan mengonsumsi banyak makanan goreng dan olahan santan. Karena bisa berdampak bagi kesehatan tubuh. Apa lagi yang sedang menjaga berat badan.
Dokter spesialis gizi klinik National Hospital Surabaya, dr Christina Rusli SpGK mengatakan untuk menjaga berat badan dan kesehatan, pastinya harus hati-hati. Paling mudah jaga porsi makan, karena biasanya habis puasa rata-rata sedikit lepas kontrol, apa lagi makanannya cenderung enak-enak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk porsinya, biasanya cenderung pindah-pindah, dari keluarga satu ke lainnya. Intinya kalau mau jaga berat badan dan kesehatan, karena porsi yang menjadi utama, jadinya makan tiap kali ke tempat lain otomatis porsinya banyak," kata dr Christina saat dihubungi, Minggu (22/4/2023).
Ia menyarankan untuk makan secukupnya. Bisa menggunakan trik memakai piring yang kecil, supaya makananya tetap banyak dan kita ambilnya tidak berlebihan.
Untuk lainnya sama seperti lebaran dan hari biasa. Kalau diet, cukup kurangi makanan yang cenderung digoreng, santan kental dan tepung, karena kalorinya tinggi.
"Makanan Idul Fitri cenderung bersantan, kan ada kue-kue kering, tepung banyak, mentega dan gula banyak. Kalau mau makan santan-santan, tidak usah ambil terlalu banyak, cukup di lauknya saja. Kalau kue kering dibatasi, 1-2 biji saja. Kalau keliling-keliling, tiap rumah 1 kali 10 rumah sama dengan 10 biji," jelasnya.
Apa lagi di setiap rumah, kebanyakan menyuguhkan kue kering. Di mana 10 biji kue kering sama dengan makan nasi dengan lauknya tapi tidak membuat sekenyang makan nasi.
"Sama seperti nasi tapi nggak sekenyang nasi. Karena makanannya mengandung tepung, banyak mentega, campuran selai dan lain-lain. Terlihat kecil tapi kalorinya besar," ujarnya.
Ada pun dampak buruk pada kesehatan jika terlalu banyak mengonsumsi makanan goreng, berlemak hingga manis-manis. Ada pun banyak pasien di IGD yang datang dengan gula tinggi hingga mengalami stroke.
Apa lagi sebelumnya tidak pernah check up dan sebagainya, tiba-tiba sudah makan banyak. Akibatnya tak terasa gula darah naik dan memicu ke stroke dan sebagainya.
"Biasanya iya, waktu dulu saya jaga di IGD, seringkali pas hari Lebaran, banyak yang masuk ke IGD kadang-kadang gulanya tinggi, sakit bawaan kolesterol dan gula masuk dengan stroke dan sebagainya. Karena kan kadar gula berlebihan membuat pemicu sakit yang lain juga bisa muncul," pungkasnya.
(esw/iwd)